Warga keturunan Tionghoa di Kota Tangerang melakukan ritual sakral menjelang jelang perayaan tahun baru Imlek , yakni dengan mengayak abu sisa pembakaran dupa di Vihara Nimmala, Klenteng Boen San Bio, Jalan KS Tubun, Pasar Baru, Kota Tangerang, Jumat (20/1/2017).
Menurut kepercayaan Tionghoa, tradisi tersebut hanya dilakukan satu tahun sekali , dimana nantinya abu yang telah bersihkan akan dibawa para dewa atau Toa Pek Kong, untuk naik bertemu dengan Tuhan sebagai laporan amal perbuatan umatnya.
Yan Suharlim, Pembina Klenteng Boen San Bio mengatakan, berdasarkan penanggalan Imlek, pada tanggal 24 bulan 12 atau satu pekan menjelang perayaan Tahun Baru Imlek, merupakan hari sakral yakni Toa Pek Kong atau dewa-dewa naik ke langit menghadap Tuhan.
“Naiknya Toa Pek Kong untuk melaporkan amal baik dan buruk umatnya selama satu tahun terakhir, dengan membawa abu persembahyangan atau abu sisa pembakaran dupa,” katanya.
Untuk itu, warga Tionghoa tertentu bersama pengurus Klenteng Boen San Bio, bergotong royong untuk membersihkannya dengan cara mengayak abu persembahyangan, yang berada di dalam tempat khusus di setiap altar persembahyangan klenteng.
“Abu yang sudah dalam keadaan bersih kemudian dibawa para dewa sebagai bahan laporan kepada Tuhan, dan akan membawa berkah pada kehidupan tahun berikutnya atau bertepatan dengan Tahun Shio Ayam,” jelas Yan.