Senin, 18 Februari 2019 00:00 WIB | Dibaca : 956
31 Siswa Ikuti Lomba Membatik di Ajang FLS2N
31 Siswa Ikuti Lomba Membatik di Ajang FLS2N
31 Siswa Ikuti Lomba Membatik di Ajang FLS2N
31 Siswa Ikuti Lomba Membatik di Ajang FLS2N

‌‌‌Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pendidikan Dasar Kecamatan Larangan menggelar Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N), Sabtu (16/2) di SDN Larangan Selatan 1 dan 2. Hampir 300 murid-murid berkompetisi dalam 10 cabang yang diperlombakan.

Cabang seni yang dilombakan tersebut diantaranya pantomim, melukis, membatik, menari, dan lain sebagainya. Namun dari seluruh cabang lomba, membatik paling menjadi perhatian. Maklum saja, kecamatan yang berbatasan langsung dengan DKI Jakarta tersebut sedang getol-getolnya mengembangkan kampung batik.

Hal itu diakui Kepala UPT Kecamatan Larangan Ahmad Dasuki. "Kami memang sengaja melibatkan siswa untuk ikut dalam lomba batik ini sebagai upaya mengembangkan kampung batik," ujar Dasuki kepada wartawan. Dasuki menambahkan, lomba membatik juga bagian dari upaya membina sekaligus menjadikan siswa sebagai duta yang nantinya bertugas mengajarkan teman-temannya di sekolah. "Jadi mereka yang hari ini ikut lomba akan mengajarkan teman-temannya di sekolah. Makanya setiap sekolah harus punya siswa yang bisa membatik," katanya. Terlebih ujarnya Kampung Batik sudah menjadi juara tingkat nasional. "Ada 31 siswa SD di Larangan yang ikut kegiatan lomba membatik ini," ujarnya.

Selain itu, kedepan pun rencananya membatik akan menjadi muatan lokal (mulok) yang diajakan di sekolah. "Maka saya instruksikan agar ajang membatik ini nanti ada tindaklanjutnya," ucapnya. Sementara, terkait FLS2N Kecamatan Larangan menargetkan jadi juara umum tingkat Kota. “Dulu dua tahun yang lalu FLS2N ini UPT Larangan juara umum, tahun kemarin menurun jadi juara 2, nah target tahun ini merebut kembali gelar juara umum,” tandasnya.

Sekretaris Kecamatan Larangan, Samsul Karmala yang membuka acara FLS2N itu berharap seluruh generasi muda mengenal budaya batik. Karena itu, Kecamatan Larangan konsen membuat kampung batik menjadi destinasi wisata. "Selain berkreasi menciptakan motif batik, mereka diharapkan mencintai budaya membatik," ujarnya.

Mantan Lurah Larangan Utara ini pun mengapresiasi lomba membatik yang sudah dilaksanakan oleh UPT Pendidikan Larangan. Terlebih katanya Walikota Tangerang juga sudah pernah ikut membatik di sana. "Kita akan terus angkat kampung batik ini dalam rangka menjadikan destinasi wisata sehingga meningkatkan ekonomi kreatif masyarakat," ujarnya.

Lebih jauh Samsul menyatakan kampung batik di Larangan mempunyai perbedaan dengan kampung batik di wilayah lain. "Di sini para pengajar di kampung batik Larangan memiliki standarisasi. Pengajarnya memiliki sertifikat dari BNSP (Badan Nasional Serifikasi Profesi) sehingga mereka juga menguasai bahasa Inggris. "Jadi kalau diundang oleh luar negeri mereka bisa mengajar ke luar negeri," ucapnya.



Artikel Terkait


Komentar

Pastikan Google Captcha Sudah Tercentang !!!