Jumat, 15 Desember 2017 00:00 WIB | Dibaca : 555
Melihat Tank di Hari Juang Kartika, Pelajar Tangerang Bangga dengan TNI
Melihat Tank di Hari Juang Kartika, Pelajar Tangerang Bangga dengan TNI
Melihat Tank di Hari Juang Kartika, Pelajar Tangerang Bangga dengan TNI
Melihat Tank di Hari Juang Kartika, Pelajar Tangerang Bangga dengan TNI
<div dir="auto" style="text-align: justify;">Upacara peringatan Hari Juang Kartika TNI Angkatan Darat ke 72 dilaksanakan di lapangan Ahmad Yani, kota Tangerang, Jumat (15/12). Dalam peringatan ini ditampilkan sejumlah alat tempur seperti tank yang menarik perhatian masyarakat sekitar.

<div dir="auto" style="text-align: justify;">

<div dir="auto" style="text-align: justify;">Ditampilkan sekitar 14 jenis alat temput seperti tank Stomer buatan Inggris tahun 1995, Anoa buatan Pindad dan Komodo buatan Pindad. Usai pelaksanaan upacara sejumlah masyarakat diperbolehkan melihat-lihat dan menaiki tank tersebut, seperti yang dilakukan oleh siswa dari Sekolah Dasar Negeri 1 Tangerang.

<div dir="auto" style="text-align: justify;">

<div dir="auto" style="text-align: justify;">Salah seorang Siswa kelas 6, Rufka mengaku senang bisa mendapat kesempatan untuk melihat dan naik langsung ke tank jenis Stomer. "Seneng banget mas, tadi aku naik sampai keatas tank," katanya seraya tertawa bersama teman-temannya.

<div dir="auto" style="text-align: justify;">

<div dir="auto" style="text-align: justify;">Salah seorang siswa lainnya Syhalevi, siwa kelas 6 A juga senang dan bangga dengan prajurit TNI. "Tadi tentaranya baik hati, aku sama temen dibolehin naik ke tank, nanti kalau gede aku juga mau jadi kaya mereka," katanya.

<div dir="auto" style="text-align: justify;">

<div dir="auto" style="text-align: justify;">Sebagai informasi, pada tahun 1945 itu, sekutu ingin menguasai Ambarawa untuk kemudian dijadikan sebagai basis kekuatan untuk merebut Jawa Tengah dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Ambarawa dinilai penting untuk dijadikan sebagai salah satu basis kekuatan kareana letaknya yang strategis dan memiliki barak milter dan fasilitas pelatihan yang sudah lengkap pada masa itu.

<div dir="auto" style="text-align: justify;">

<div dir="auto" style="text-align: justify;">Hal inilah yang membuat Jenderal Soedirman sebagai pemimpin pasukan menegaskan perlunya mengusir tentara sekutu dari Ambarawa secepat mungkin. Dengan semboyan &ldquo;Rawe-rawe rantas, malang-malang putung, patah tumbuh hilang berganti&rdquo;, para pejuang seakan diberikan dua pilihan antara bebaskan Ambarawa atau mati di pangkuan ibu pertiwi.

<div dir="auto" style="text-align: justify;">

<div dir="auto" style="text-align: justify;">Persenjataan rakyat pada pertempuran ini masih tradisional. Meski harus melawan sekutu yang dilengkapi dengan persenjataan modern dan teknologi mutakhir, para pejuang dibawah pimpinan Jenderal Soedirman dengan strategi gerilyanya berhasil menguasai kembali kota Ambarawa.

<div dir="auto" style="text-align: justify;">

<div dir="auto" style="text-align: justify;">Pengepungan sekutu dalam Kota Ambarwa berjalan dengan sempurna. Pasukan sekutu akhirnya berhasil dipukul mundur dari Ambarawa pada tanggal 15 Desember 1945.

<div class="yj6qo" style="text-align: justify;">

<div class="adL" dir="auto" style="text-align: justify;">



Artikel Terkait


Komentar

Pastikan Google Captcha Sudah Tercentang !!!