Rabu, 31 Mei 2017 00:00 WIB | Dibaca : 805
Mengintip Rutinitas Ramadhan di LPKA Kelas 1 Tangerang
Mengintip Rutinitas Ramadhan di LPKA Kelas 1 Tangerang
Mengintip Rutinitas Ramadhan di LPKA Kelas 1 Tangerang

Bulan suci Ramadhan kerap dimaknai sebagai bulan berlomba menggarap amal kebaikan. Sejumlah tempat ramai-ramai menggelar kegiatan keagamaan selama bulan puasa ini.

Sebut saja pesantren kilat, kampung Ramadhan, dan sebagainya. Di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Kelas 1 Tangerang, Jalan Daan Mogot, Tangerang. Sejumlah warga binaannya diajak menghayati ajaran Al Quran lewat kegiatan tadarus dan tausyiah.

Salah satu warga binaan, Anton (nama samaran) menghentikan sejenak bacaannya kala ditemui di Masjid LPKA Kelas 1 Tangerang. Di hari ketiga puasanya, Anton telah memasuki bacaan Al Quran lembar ke 80-an, atau juz 4. Pria berusia 18 tahun tersebut mengatakan senang mampu memenuhi targetnya bertadarus satu juz per hari.

Tahun ini merupakan tahun kedua Anton berpuasa di LPKA. Dia menuturkan pengalamannya berpuasa di LPKA. "Ada suka ada dukanya sih. Sukanya, saya senang bisa makan bersama orang banyak di sini, tapi sedih tidak bisa puasa bareng keluarga di Tigaraksa," tuturnya.

Memang tak senyaman berpuasa di rumah, namun setidaknya rasa rindu keluarga berkurang berkat berbagai kegiatan di LPKA. Sejak bangun sahur, Anton telah sibuk menyiapkan santap sahur bersama dengan sejumlah temannya yang bertugas.

Tempe, telur, dan sayur adalah menu andalan mereka. Namun bila kurang beruntung atau sedangkan tak berselera, mie instan bisa jadi pilihan. Selepas makan sahur, mereka bersiap menyambut adzan subuh di masjid. Sambil menunggu, mukut mereka tak henti berzikir.

Aktifitas berlanjut ke rutinitas pagi. Bagi yang masih sekolah, segera berseragam dan berangkat sekolah. Sementara yang sudah lulus membantu sejumlah petugas di kantor. Anton misalnya, sehari-hari dia kerap membantu sejumlah petugas mengurus administrasi.

Pekerjaan tersebut dilakukan secara sukarela, selain guna mengisi waktu luang, pekerjaan tersebut sekaligus bukti perubahan sikapnya. Dari itu dia berharap pembebasan bisa digerakkan. Anton mengaku, jika tidak aral melintang selepas lebaran dirinya akan dibebaskan. "Jangan sampai kena masalah lah, kalau saya berperilaku apik kan bisa disegerakan bebasnya," katanya.

Pukul 09.00 WIB, Anton beserta puluhan warga binaan lainnya berkumpul di Masjid LPKA untuk bertadarus. Di sana telah berkumpul sejumlah petugas LPKA yang siap membimbing mereka. Dengan telaten para petugas membimbing mereka belajar membaca Al Quran.

Sementara anak-anak yang sudah bisa membaca diminta mengajarkan anak-anak yang belum bisa membaca. Sejumlah lingkaran kumpulan anak-anak seketika terbentuk di masjid berukuran sekitar 200 meter persegi tersebut.

Dengan latar belakang anak-anak yang mengalami permasalahan hukum, tak jarang para pembina mengalami kesulitan dalam memberikan materi saat kegiatan pembinaan berlangsung. "Tetapi kami tetap optimistis untuk mengubah keadaan anak-anak, dari keadaan yang tidak baik menjadi lebih baik.

Semua kendala yang kami hadapi, kami jadikan senjata agar lebih semangat dalam membimbing anak-anak di sini,”" ujar Ustaz Muhammad Wahidi selaku pembina yang juga Staf Bimaswat di lapas tersebut.

Dia menambahkan, anak-anak LPKA punya potensi menjadi pribadi yang baik. Pengawasan dan pembinaan yang baik, katanya, akan menuntun anak-anak ke arah kebaikan.

Dia menyebutkan, Ramadhan bisa dimanfaatkan untuk menumbuhkan akhlak mulia pada anak-anak. Dia berharap melalui Ramadan, anak-anak mampu menemukan potensi terbaiknya. "Dengan demikian, mereka bisa diterima kembali di masyarakat



Artikel Terkait


Komentar

Pastikan Google Captcha Sudah Tercentang !!!