Maraknya pemasangan spanduk yang tak ramah lingkungan seperti dengan memakunya menimbulkan keprihatinan. Karenanya, sekelompok masyarakat yang tergabung dalam Komunitas Kopi Hitam menggagas gerakan cabut paku. Komunitas ini sudah dilaunching pada pada Sabtu, (7/1/2017) lalu.
Tujuan gerakan ini untuk mengajak masyarakat agar belajar melestarikan tanaman dan lingkungan. Diharapkan, masyarakat tidak lagi sembarangan memasang beragam spanduk dan papan menggunakan paku di batang pohon yang sebetulnya dapat merusak pertumbuhan pohon itu sendiri. “Agar pohon tidak menjadi tempat untuk pasang iklan. Karena tindakan itu sebenarnya mencederai pohon itu sendiri,” kata Camat Batuceper Mulyanto.
Mulyanto mengapresiasi gerakan cabut paku yang diinisiasi oleh Komunitas Kopi Hitam. "Setiap program yang bermanfaat untuk pembangunan Kota Tangerang dan bersifat positif tentu saja harus didukung," kata Mulyanto.
Ditambahkannya, pada realisasi kegiatan ini pihak Kecamatan Batuceper akan mengerahkan Trantib dan melibatkan unsur 3 Pilar untuk ikut melakukan gerakan tersebut. Menurutnya pada kegiatan ini harus melibatkan masyarakat untuk memberikan edukasi, terutama kesadaran dalam menyayangi lingkungan. "Saya akan diskusikan dengan unsur 3 Pilar agar gerakan cabut paku ini dilakukan bersama-sama. Ini sangat positif, lagi pula aturannya juga sudah tertuang untuk tidak memaku pohon," jelasnya.
Di sisi lain pada kesempatan tersebut, Mulyanto juga mengajak Komunitas Kopi Hitam untuk melukis dinding (mural) Kelurahan Poris Jaya. "Coba nanti tembok kelurahan dilukis. Kalau sudah jadi biar saya lihat. Kalau bagus, kecamatan juga dilukis soalnya baru direnovasi," ujarnya.
Ketua Umum Komunitas Kopi Hitam, Sithan Sale menyambut rencana tersebut. Dia juga merasa bangga dengan adanya keterlibatan pemerintah yang mendukung program cabut paku yang diharapkan bisa berdampak baik bagi lingkungan. "Kami rasa cabut paku bisa memberikan kesadaran untuk masyarakat agar tidak merusak habitat pepohonan di wilayah Tangerang,” jelasnya.
Selain itu, lanjut Sithan, adanya tantangan yang diberiksan Mulyanto untuk Komunitas Kopi Hitam ini sangat disambut baik oleh anggota komunitas tersebut. Menurutnya, dapat mendongkrak pemasukan bagi komunitasnya. “Pemasukan kita memang minim, kita memang ingin seperti ini. Pemerintah memberdayakan kami dalam potensi yang kami miliki, entah itu mengecat tembok, tong sampah, tiang listrik, atau truk sampah," tutup Sithan.
<div dir="ltr">