Senin, 28 November 2016 00:00 WIB | Dibaca : 1358
Berkunjung ke Rumah Budaya Padepokan Genta Lodaya
Berkunjung ke Rumah Budaya Padepokan Genta Lodaya
Berkunjung ke Rumah Budaya Padepokan Genta Lodaya

<strong>Berkunjung ke Rumah Budaya Padepokan Genta Lodaya</strong>

Selama ini masyarakat boleh jadi lebih mengenal Museum Benteng Heritage ketimbang rumah budaya ini. Padahal dari segi usia, rumah budaya yang terletak di Kampung Cibodas Kecil, RT 03/03 Gang Mastam, Kelurahan Cimone Kecamatan Karawaci ini sudah dibangun sejak tahun 1985.

Namanya adalah Rumah Budaya Padepokan Genta Lodaya. Sesuai namanya, di rumah budaya ini terdapat peninggalan-peninggalan benda-benda masa lampau seperti pusaka, alat musik tradisional hingga pewayangan. Pemilik rumah budaya, Rahayu Mustaya menjelaskan, rumah budaya ini berdiri di atas lahan seluas kurang lebih 400 meter persegi. "Ini murni dibiayai secara pribadi," ujarnya saat ditemui, Senin (28/11/2016).

Begitu memasuki bangunan berarsitektur Jawa kuno tersebut, terdapat tersekat-sekat yang memisahkan satu bagian dengan bagian lainnya. Di teras, kita bisa menemukan lukisan-lukisan tentang sejarah di mana rakyat Cimone pernah berjuang melawan penjajah. "Dulu ada peristiwa Cimone Membara, di mana rakyat melawan penjajah Belanda," terangnya.

Pada bagian, ruang tengah atau ruang utama terdapat sederat alat gamelan Jawa." Ini kebetulan nanti sore ada latihan oleh para pemainnya,"jelasnya. Gamelan-gemelan tersebut terbilang cukup komplet. Pria yang akrab disapa Abah juga mengatakan, seluruh benda-benda peninggalan di sana merupakan warisan-warisan orang dahulu. Abah juga sempat memperlihatkan senjata tradisional masyarakat Sunda, yakni Kujang. "Ini namanya Kujang Nyimas Melati," ujarnya.

Pusaka-pusaka tersebut diletakkan pada sebuah tempat bersama sejumlah senjata tradisional lainnya. Sementara memasuki ruangan yang lebih dalam terdapat makam orangtua Abah yang disebut-sebut sebagai lurah pertama Cimone. Di sini juga disimpan sebuah benda pusaka berupa trisula dan tombak. Pusaka-pusaka tersebut, dibungkus menggunakan kain khusus. "Ini warisan orangtua saya, ada trisula dan juga tombak,"jelasnya.

Salah seorang pengawas, Didi Sudirman mengatakan, rumah budaya tersebut banyak menyimpan sejarah perjuangan masyarakat Cimone. Rumah budaya ini juga merupakan satu-satu yang terdapat di Karawaci. "Ini menjadi salah satu kearifan lokal masyarakat Cimone," pungkasnya.



Artikel Terkait


Komentar

Pastikan Google Captcha Sudah Tercentang !!!