Kota metropolitan atau kota besar merupakan kota-kota yang berpotensi menghasilkan sampah yang mengandung B3. Tak terkecuali sampah spesifik rumah tangga yang mengandung B3 dalam jumlah yang cukup signifikan, yang dilihat dari jumlah penduduk dan kegiatan yang beragam.
Atas persoalan itu, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) menggelar webinar pengolahan sampah spesifik, yang mengandung B3 dan limbah B3, sesuai dengan PP 27 tahun 2020, tentang pengolahan sampah spesifik, yang diikuti oleh pelaku usaha, mahasiswa hingga masyarakat umum, Rabu (24/11/21).
Kepala DLH, Tihar Sopian yang hadir untuk membuka acara mengungkapkan sampah spesifik yang paling umum terjadi adalah sampah yang mengandung B3 dan limbah B3. Sampah ini bisa dihasilkan dari sampah rumah tangga. Oleh karena itu perlu mendapatkan perhatian khusus.
"Jenis sampah ini, tidak boleh dicampur dengan sampah-sampah rumah tangga lainnya disebabkan resiko pencemaran lingkungannya cukup tinggi," tegas Tihar.
Ia pun berharap, lewat kegiatan ini dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pengelolaan sampah spesifik. "Terlebih, meningkatkan kesadaran masyarakat untuk melakukan pemilahan sampah spesifik pada sumbernya," harapnya.
Sementara itu, Gumelar Tejo sebagai narasumber dari PT Teknotama Lingkungan Internusa memaparkan, sampah spesik yang mengandung B3 dan limbah B3 ialah sampah yang timbul akibat bencana, sampah puing bongkaran bangunan, sampah yang secara teknologi belum dapat diolah, atau sampah yang timbul secara tidak periodik.
"Pada penanganannya, ada baiknya masyarakat melakukan pemilahan dari rumah, jangan mencampur dengan sampah rumah tangga lainnya. Selanjutnya dikirim atau diangkut oleh petugas sampah DLH untuk diolah lebih lanjut. Karena pengelolaan sampah spesifik memang di pemerintah," jelasnya.
Diketahui, pengolahan sampah spesifik DLH memiliki program Pekan Bebas Sampah Elektronik, Sampah Elektronik Sekolah hingga Jemput Sampah B3 Rumah Tangga (SAMB3R).