Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang terpilih menjadi finalis Penghargaan Nirwasita Tantra yang diselenggarakan oleh Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Hal ini seiring dengan diundangnya Wali Kota Arief R. Wismansyah dalam tahap penjurian akhir yang dilaksanakan di Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta, Senin (20/08).
Nirwasita Tantra sendiri adalah penghargaan Pemerintah Pusat kepada kepala daerah yang dalam kepemimpinannya berhasil merumuskan dan menetapkan kebijakan sesuai prinsip metodologi pembangunan berkelanjutan sehingga mampu memperbaiki kualitas lingkungan hidup di daerahnya.
Dihadapan para Tim Penilai Independen yang dibentuk oleh KLHK, Wali Kota mempresentasikan program kebijakan Pemkot Tangerang di bidang lingkungan hidup, mulai dari Program Pengelolaan Sampah, Penanganan Banjir, dan Pengendalian Pencemaran Udara.
"Tangerang memiliki beberapa aplikasi salah satunya Aplikasi LAKSA (Layanan Kotak Saran Anda). Dinas terkait merumuskan masalah teratas yang sering dikeluhkan adalah banjir dan sampah," jawab Arief.
Adapun permasalahan polusi,dirumuskan dari hasil laporan Dinas Kesehatan bahwa tingginya angka penyakit ISPA di Kota Tangerang.
"Ya walaupun tidak melulu penyebabnya dari polusi bisa juga dari gaya hidup, lingkungan dan lainnya namun tetap polusi memiliki kontribusi yang cukup tinggi," imbuh Arief.
Selain tiga isu prioritas, Arief juga memaparkan terkait peran serta dan kontribusi dari masyarakat yang menjadi kunci untuk memecahkan persoalan lingkungan.
"Dengan melibatkan masyarakat, saya yakin permasalahan yang dihadapi kota ini bisa diselesaikan dengan baik," pungkasnya.
Acara penjurian sendiri dibuka secara resmi oleh Inspektur Jenderal Kementerian Kehutanan, Ilyas Assad, mewakili Menteri Kehutanan.
Dijelaskannya dari 217 daerah se-Indonesia yang tercatat ikut dalam ajang ini, terpilih 30 kepala daerah terbaik yang berasal dari 6 (enam) provinsi, 12 kota, dan 12 kabupaten akan bersaing dalam sesi final penganugerahan ini.
"Penilaian melalui tiga tahap, yaitu penapisan (administrasi), analisis isu prioritas daerah, dan diskusi panel," tuturnya.
Adapun Tim Penilai Independen yang dibentuk oleh Menteri KLHK berasal dari berbagai unsur antara lain unsur akademisi Prof. Hariadi Kartodiharjo, Prof. Soeryo Adi Wibowo, dan Prof. Lilik Budi Prasetyo, serta perwakilan LSM Chalid Muhammad dan Hendri Subagyo, dan terakhir dari media yaitu Brigitta Isworo Laksmi.