Sabtu, 26 Januari 2019 08:09 WIB | Dibaca : 528
Lepas 3.450 Peserta KKN, Ini Pesan Sachrudin
Lepas 3.450 Peserta KKN, Ini Pesan Sachrudin
Lepas 3.450 Peserta KKN, Ini Pesan Sachrudin
Lepas 3.450 Peserta KKN, Ini Pesan Sachrudin
Lepas 3.450 Peserta KKN, Ini Pesan Sachrudin
Lepas 3.450 Peserta KKN, Ini Pesan Sachrudin
Lepas 3.450 Peserta KKN, Ini Pesan Sachrudin
Lepas 3.450 Peserta KKN, Ini Pesan Sachrudin
Lepas 3.450 Peserta KKN, Ini Pesan Sachrudin
Lepas 3.450 Peserta KKN, Ini Pesan Sachrudin

Sejak Sabtu pagi (26/01), peserta Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Muhammadiyah Tangerang (UMT) Tahun 2019 sudah memadati GOR Dimyati, Kota Tangerang.

Sebanyak 3.450 peserta yang dilepas langsung oleh Wakil Wali Kota Tangerang H. Sachrudin, nantinya akan melaksanakan KKN yang tersebar di sembilan kecamatan dan 45 kelurahan se-Kota Tangerang.

Ditemui usai acara pelepasan, Sachrudin pun menitipkan pesan kepada seluruh mahasiswa untuk dapat menjunjung tinggi serta melaksanakan Tridarma Perguruan Tinggi.

"Masalah terkait mutu pendidikan, pengembangan penelitian serta pengabdian kepada masyarakat," ucap Sachrudin.

"KKN masuk kedalam Tridarma Perguruan Tinggi bukan tanpa sebab. Mahasiswa dituntut untuk mengimplementasikan ilmu yang sudah didapat dibangku kuliah," tambahnya.

Mahasiswa pada era milenial saat ini, sudah sepatutnya mengerti dan memahami program pemerintah dan arah kebijakan pembangunan di masa depan.

"Dari mana mereka tau itu semua, ya dari masyarakat. Apa sih yang menjadi keluh kesah dikalangan bawah," ujar Sachrudin.

"Mahasiswa harus bisa menempatkan diri untuk menjadi penghubung antara masyarakat dan pemerintah, agar semua program pemerintah berjalan dan aspirasi masyarakat dapat terserap," tegas Wakil Wali Kota Tangerang.

Senada dengan Sachrudin, Rektor UMT Prof. Ahmad Badawi menginginkan kerja nyata dari mahasiswa yang ditunjukkan lewat implementasi teori-teori saat masa kuliah kedalam kehidupan bermasyarakat.

"Ketika terjun ke masyarakat belajar apa itu arti pengalaman, kekurangan dan kelebihan. Kedewasaan dalam berkompromi untuk menyelesaikan permasalahan yang timbul di masyarakat," terangnya.

"Saat itulah mahasiswa diuji bagaimana menempatkan diri menjadi masyarakat biasa dengan berbagai persoalan mendasar yang timbul dan harus menemukan solusi terbaik," tukasnya.



Artikel Terkait


Komentar

Pastikan Google Captcha Sudah Tercentang !!!