Senin, 3 September 2018 00:00 WIB | Dibaca : 1221
Manfaat Kampung Tematik Bidang Etos Membuat Warga Peduli, Lingkungan Terawat
Manfaat Kampung Tematik Bidang Etos Membuat Warga Peduli, Lingkungan Terawat
Manfaat Kampung Tematik Bidang Etos Membuat Warga Peduli, Lingkungan Terawat
Manfaat Kampung Tematik Bidang Etos Membuat Warga Peduli, Lingkungan Terawat
Manfaat Kampung Tematik Bidang Etos Membuat Warga Peduli, Lingkungan Terawat

Kampung Tematik mendorong partisipasi masyarakat lebih aktif dalam menata lingkungannya. Tak hanya mengandalkan kerja petugas dari Pemerintah saja tetapi warga bisa merubah lingkungannya sesuai dengan karakteristik yang diinginkannya.

Kepala Bappeda Said Endrawiyanto menjelaskan, Kampung Tematik dalam bidang etos memiliki dua manfaat yang dirasakan masyarakat secara langsung. Pertama adalah membangun sikap kepribadian dan karakter masyarakat agar peduli terhadap lingkungan. Kedua adalah semangat gotong royong untuk membangun dan merawat lingkungan.

Etos merupakan pandangan hidup yang khas dari golongan atau kelompok tertentu merupakan sikap atau karakter yang dimunculkan. Dan warga yang sudah terbentuk akan menjadikan wilayahnya sesuai dengan karakter yang diinginkan.

"Jadi, pembentukan kampung sesuai karakter itu karena memang bawaan dari warga itu sendiri yang memiliki karakter sendiri. Dan ini pastinya berbeda sebab setiap kelompok memiliki karakter yang berbeda tetapi tetap mengedepankan gotong royong," paparnya.

Sementara itu, kehadiran Kampung Markisa di RW 02 Kelurahan Pasar Baru Kecamatan Karawaci memberikan dampak perubahan sikap dan perilaku warga setempat. Warga menjadi lebih peduli dan memiliki semangat gotong royong dalam menjaga lingkungannya.

Ketua RW 02 Muhammad Ali Nurdin mengatakan, perubahan sikap dan perilaku warga sangat signifikan dengan kehadiran Kampung wisata Markisa. Penataan kampung sejak awal dilakukan secara swadaya dan gotong royong guna menjadikan lingkungannya bersih asri dan terawat.

"Kerja bakti sekarang jadi seminggu sekali, warga antusias dan bangga Kampungnya ramai dikunjungi wisatawan," kata Ali.

Ia menjelaskan, sikap gotong royong yang tumbuh dimasyarakat tidak semata-mata agar Kampung Markisa ramai dikunjungi namun agar lingkungan tempat tinggal menjadi layak huni, contohnya warga telah membuat 80 lubang biopori dalam mengatasi genangan air.

"Sebelumnya air lama sekali meresap ke tanah sehingga menimbulkan genangan, dengan lubang biopori yang dibuat kini tak pernah dijumpai genangan air saat hujan," ujarnya.

Selain itu warga juga semakin peduli dengan kebersihan, tumpukan sampah yang dahulu ada ditengah permukiman sekarang sudah berubah menjadi taman dan pasar digital. Bahkan warga tengah membangun panggung yang dapat digunakan untuk berbagai kegiatan.

"Disetiap sudut disediakan tempat sampah, warga juga diajak memilah sampah dari rumah, sampah berupa botol dimanfaatkan untuk kerajinan dan pot tanaman," ujarnya.

Tak hanya kepedulian dalam menjaga lingkungan, warga di Kampung Markisa juga menerapkan pola hidup sehat melalui berolahraga bersama setiap minggunya. Upaya ini juga menumbuhkan semangat silahtuhrahmi dan kebersamaan antar warga.

Sekretaris Daerah Kota Tangerang Dadi Budaeri mengatakan, membangun kota ini diperlukan semangat gotong royong dari masyarakat dan tak bisa dilakukan pemerintah sendiri. Sebab, setiap wilayah memiliki karakter yang berbeda dan pemerintah hanya menyiapkan program secara general untuk bisa disesuaikan.

Dijelaskannya, persatuan dan kesatuan warga di Kota Tangerang banyak mendapat apresiasi dari banyak pihak. Meski terdiri dari beragam suku dan budaya, tetapi Kota Tangerang tetap menjadi kota yang ramah.

Hal itu ditunjukan dengan meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan dan juga investasi. Ini menandakan jika Kota Tangerang sebagai tempat yang aman untuk pengembangan usaha maupun wisata.



Artikel Terkait


Komentar

Pastikan Google Captcha Sudah Tercentang !!!