Rabu, 29 Agustus 2018 00:00 WIB | Dibaca : 1099
Pelajar Belajar Mengolah Sampah Di Tempat Pembuangan Akhir
Pelajar Belajar Mengolah Sampah Di Tempat Pembuangan Akhir
Pelajar Belajar Mengolah Sampah Di Tempat Pembuangan Akhir
Pelajar Belajar Mengolah Sampah Di Tempat Pembuangan Akhir
Pelajar Belajar Mengolah Sampah Di Tempat Pembuangan Akhir

UPT TPA Rawakucing mencatat, sebanyak 1.400 pengunjung telah datang ke tempat pengolahan akhir dari sampah di Kota Tangerang tersebut selama bulan Juli. Kedatangannya pun beragam, mulai dari belajar mengenai pengolahan sampah menjadi kompos, melakukan pengamatan mengenai proses pembuangan dan pemilahan sampah hingga wisata edukasi mengenai lingkungan.

Kepala UPT TPA Rawakucing yakni Diding Sudirman mengatakan, pengunjung yang datang tersebut sebagian besar adalah pelajar mulai dari tingkat PAUD, TK, SD dan SMP. Selain itu, ada juga masyarakat umum dan organisasi/lembaga yang sengaja datang melihat penataan penghijauan di TPA Rawakucing.

Dijelaskannya, TPA Rawakucing selain sebagai tempat pembuangan akhir sampah, juga menjadi pusat pembibitan pohon, pengolahan sampah organik dan anorganik hingga penghijauan dari tumpukan sampah yang menjadi gunung dilihat dari kejauhan. Bau tak sedap yang melekat di TPA, kini sudah tidak lagi melalui proses penataan dan penghijauan yang dilakukan.

Mengenai metode pembelajaran yang dilakukan pelajar yang datang, dijelaskannya, biasanya pengunjung melihat proses dari awal sampah masuk yang dibawa oleh truk dan dibuang ke lokasi yang sudah ditentukan.

Kemudian, sampah yang bisa diolah akan dipisahkan oleh pemulung untuk diproses menjadi produk atau dijual dalam mendapatkan keuntungan. Sedangkan sampah dari pasar yang berisi sayuran dan makanan, akan dipisahkan dalam kawasan khusus untuk diolah menjadi kompos.

Setelah itu, pengunjung melihat proses pembuatan kompos dari sampah serta penghijauan di sekitar kawasan TPA Rawakucing. Banyaknya pohon, membuat bau tak sedap tersebut berkurang. "Jadi, pengunjung belajar mengenai proses pengolahan sampah dari awal menjadi produk bernilai," ujarnya.

Kepala Bidang Kebersihan Kota Tangerang, Buceu Guritna mengatakan jika edukasi kepada masyarakat mengenai pengelolaan lingkungan hidup terus dilakukan. Mulai melakukan kerjasama dengan komunitas, warga tingkat RT/RW, pelajar hingga menyiapkan kawasan khusus pengelolaan sampah.

Dinas Lingkungan Hidup setiap harinya terus mengkampanyekan mengenai program kebersihan. Sampah jangan sampai menjadi masalah bagi lingkungan tetapi dapat diolah menjadi barang berguna. Atau minimal, warga tak membuang sampah secara sembarangan.

Maka itu, sekarang kita memiliki program Sedekah Sampah, TPST 3R, Bank Sampah dan program jemput sampah. "Kita ingin agar sampah bukan lagi masalah. Kebersihan ini harus dijaga. Termasuk di tempat pembuangan akhir. Agar pelajar juga bisa belajar bagaimana mengelola sampah," ujarnya.

TPA Rawakucing memiliki luas 30.48 hektar dan belum terpakai semuanya. Saat ini telah terpakai seluas 20,3 hektar. Namun, seiring perkembangan waktu dengan meningkatnya jumlah penduduk maka menyebabkan sampah yang dihasilkan pun bertambah.

Jumlah sampah yang dihasilkan setiap hari yakni 1.241 ton dengan timbulan sampah per orang setiap harinya adalah 2.92 liter (4.964 meter kubik). Dari total sampah yang dihasilkan tersebut, sebanyak 930 ton sampah atau 3.723 meter kubik terbuang ke TPA Rawakucing. Sedangkan sisanya berhasil dikelola oleh masyarakat menjadi kompos, produk hingga dijual.



Artikel Terkait


Komentar

Pastikan Google Captcha Sudah Tercentang !!!