Minggu, 12 Agustus 2018 00:00 WIB | Dibaca : 486
Cerita Kesigapan Tim BPBD Kota Tangerang Bantu Korban Gempa Lombok
Cerita Kesigapan Tim BPBD Kota Tangerang Bantu Korban Gempa Lombok
Cerita Kesigapan Tim BPBD Kota Tangerang Bantu Korban Gempa Lombok

Selama tiga hari, Tim Rescue Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tangerang telah membantu evakuasi korban gempa di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Tim yang terdiri dari 12 personel tersebut berangkat sejak Selasa (7/8/2018) dan tiba kembali di Kota Tangerang pada Sabtu (11/8/2018).

Koordinator Tim Rescue BPBD Kota Tangerang Agio Suares menceritakan pengalamannya selama berada di Lombok. Tim bertugas di titik lokasi terjadinya bencana gempa yaitu di Desa Madiyan, Lombok Timur. Sejak tiba, tim langsung mendirikan sebuah tenda.

Agio mengatakan kondisi di NTB masih belum stabil. Selama tiga hari melihat reruntuhan bangunan, guncangan gempa bumi masih terasa di sana.

"Kemarin pas hari Rabu, gempa terjadi tapi enggak terlalu besar. Pas hari Kamisnya, gempa juga terjadi lagi dan lumayan besar 6,2 SR, sampai Kota Mataram langsung hancur. Itu posisi kita lagi di Lombok, guncangannya terasa setiap hari," ujarnya, Minggu (12/8/2018).

Agio mengaku kondisi itu sempat membuat tim merasa khawatir. Namun, rasa itu pula membuat tim kian semangat untuk menjalankan tugas yang sangat mulia.

Selama berada di Lombok, tim bekerjasama dengan BNPB mendapatkan tugas di bagian dapur umum. Tiap pagi hingga sore, mereka bekerja membantu warga yang rumahnya telah hancur.

Menurut Agio, banyak bangunan di wilayah tersebut rusak parah. Total hampir 60 persen bangunan di NTB telah luluh lantak hingga menyisakan puing-puing yang berserakan. Tak hanya bangunan, jalan raya di NTB pun banyak yang retak.

"Bangunan masih banyak yang hancur, jalanan juga pada retak," terangnya.

Sementara setiap malam hari, tim bertugas di pengungsian untuk menghibur korban gempa bumi. Karena, mayoritas korban selamat ini dilanda trauma yang sangat mendalam.

"Korban dari semua kalangan masih ngungsi, belum berani pulang ke rumahnya. Lagi pula rumahnya hancur. Mereka di posko saja, di sanakan masih ada gempa susulan," katanya.

"Kalau memang pribadi khawatir, ada rasa sedih, musibah kan datang enggak tentu. Kita juga kasih masukan ke mereka agar tidak trauma begitu larut, mereka harus bangkit," cerita Agio.

Kendati begitu, aktifitas korban gempa di Lombok sudah kembali normal. Mereka kebanyakan pergi ke ladang dan tambak miliknya untuk sekadar mencari rejeki.

"Korban masih butuh bantuan logistik, buat sehari-hari mereka seperti selimut, soalnya cuaca panas tapi kalau malam dingin. Kita kan ngerasain juga mereka berada di kaki gunung Rinjani, sebelah selatan," imbuhnya.

Seperti diketahui, Indonesia dilanda bencana alam. Gempa bumi berkekuatan 7 SR mengguncang wilayah di Nusa Tenggara Barat pada Minggu (5/8/2018), pukul 18.46 WIB, memberikan dampak yang luas.

Berdasarkan data terakhir yang berhasil dihimpun, tercatat 387 orang meninggal dunia, 13.688 orang luka-luka, pengungsi tercatat 387.067 jiwa tersebar di ribuan titik yang aman dan ribuan rumah mengalami kerusakan akibat bencana alam tersebut.



Artikel Terkait


Komentar

Pastikan Google Captcha Sudah Tercentang !!!