Selasa, 19 September 2017 00:00 WIB | Dibaca : 1369
Berantas Narkoba, BNN Kota Tangerang Gunakan Teknologi Canggih
Berantas Narkoba, BNN Kota Tangerang Gunakan Teknologi Canggih
Berantas Narkoba, BNN Kota Tangerang Gunakan Teknologi Canggih

Bukan perkara mudah buat aparat penegak hukum untuk melancak maupun mengungkap peredaran narkoba. Seringkali petugas harus adu strategi maupun teknologi dengan penyalahguna barang haram tersebut. Bukan saja lantaran modus operandi pelaku yang 'rapi,' namun seringkali pola operasi yang dilakukan jaringan peredaran narkoba berubah-ubah.

Karenanya, untuk merespon kondisi tersebut, BNN Kota Tangerang juga mempersiapkan diri. Salah satunya adalah dengan memutakhirkan teknologi pemburu narkoba. Salah satu teknologi tersebut adalah GT 200. Teknologi besutan Jerman tersebut digunakan BNN dalam berbagai operasi memberantas narkoba.

Salah satu BNN yang menggunakan teknologi ini adalah BNN Kota Tangerang. GT 200 diklaim mampu mengendus keberadaan narkoba dengan radius 300 meter. Kepala BNN Kota Tangerang, AKBP Akhmad F Hidayanto menjelaskan, GT 200 beroperasi dengan cara mendeteksi kondisi tubuh manusia. Tak hanya itu, GT 200 juga mampu mendeteksi beragam jenis narkoba melalui sensornya. "Alat pendeteksi didatangkan langsung dari Jerman," katanya.

Jika diamati, alat ini nampak seperti separuh handle motor. Secara kasat mata, nampak tidak ada yang istimewa dari alat ini. Berbahan dasar plastik serta dilengkapi sebuah antena di bagian handle bawah. Antena tersebut berfungsi sebagai penunjuk keberadaan barang laknat tersebut. Tapi, AKBP Akhmad menjelaskan, keistimewaan alat tersebut terletak pada chip yang tertanam di dalamnya. Ditambahkannya, masing-masing chip mampu mendeteksi sejumlah jenis narkoba.

"Itu fungsinya ada 12 pendeteksi materi membahayakan, karena BNN hanya untuk narkotika, jadi hanya 4 chip yang digunakan, paling banyak 5, karena yang lain tidak diperlukan. Dari chip inilah bisa diketahui morfin, heroin, kokain, amphetamin, methamphetamin, ekstaksi dan shabu, dan THC (ganja)," jelasnya.

Kecanggihan alat ini sebanding dengan biaya yang dikeluarkan. Akhmad mengatakan, alata tersebut berharga Rp 480 juta. Akhmad sendiri meminjam alat tersebut dari BNN Provinsi Banten. Namun dia berharap suatu saat pihaknya memiliki fasilitas tersebut. "Ini saya dipinjamkan karena dulu saya kabid pemberantasan. Bukan saya ambil, kota pengen punya. Saya punya keyakinan kalau punya itu bisa anteng, kerja lebih prima,”ujarnya.



Artikel Terkait


Komentar

Pastikan Google Captcha Sudah Tercentang !!!