Berawal dari rasa keprihatinannya akan kondisi lingkungan yang gersang, kumuh dan gelap, Tukidi (50) pelopor Bank Sampah Gawe Rukun Kunciran kini berhasil mengubah perlikau masyarakatnya untuk hidup sehat. Kini selain lingkungannya nyaman dan asri, masyarakatnya pun lebih guyub berkat hadirnya bank sampah yang ia dirikan tersebut.Semua itu bermula ketika tahun 2010 ia bersama 17 warga lainnya tergerak untuk menjadikan lingkungannya lebih baik. Saat itu ia yang menjabat ketua RT mewajibkan warganya untuk menanam tanaman buah meski hanya di pot. Selain itu, warga juga dilarang membuat bak penampungan sampah di depan rumahnya. Sebagai gantinya, dibuatlah tempat pembuangan sementara (TPS) yang letaknya tidak begitu jauh dari perumahan. "Jadi masyarakat sedikit berjalan kaki kalau mau buang sampah," jelas Tukidi, Selasa (4/10/2016).Delapan bulan berjalan, kondisi lingkungan mulai berubah. Selain itu, warga juga mulai mengolah sampah-sampah kering. "Setelah itu barulah kita kemudian beralih ke sampah basah. Jadi warga yang menyapu dedauan yang mudah busuk dikumpulkan untuk disetor menjadi kompos," ujarnya.Kompos-kompos tersebut kemudian dimanfaatkan oleh kelompok tani yang telah dibina untuk menanam cabai. "Kita punya tanah kurang lebih 800 meter yang digunakan oleh kelompok tani tersebut. Selain itu, kita juga mengolah air limbah yang ada untuk dimanfaatkan sebagai air penyiram tanaman dan steam motor," ujarnya.Enam tahun berlalu, kini warga sudah merasakan manfaatnya. Selain lingkungan menjadi hijau dan asri warga kini tidak cuek antara satu dengan yang lainnya. "Bila tadinya antara satu gang dengan gang lainnya tidak saling kenal, tapi kini menjadi kenal hanya melalui sampah dan ini barangkali tidak ada di tempat lain. Selain itu, yang tak kalah penting kita bisa mengubah perilaku warga untuk peduli akan kebersihan lingkungan," jelasnya.