Pitung, Jawara Cilik Ahli Silat Cangkrik

Perkenalkan, nama lengkapnya Bilal M Pitung. Oleh teman-temannya, ia biasa dipanggil dengan nama Pitung saja. Pitung kini baru menginjak usia 7 tahun dan duduk di bangku kelas 1 SD. Meski masih 'bau kencur' Pitung amat berbeda dengan teman-teman lain sebayanya.

Ya, selayaknya tokoh legenda Jawara Betawi Si Pitung, Pitung cilik ini lincah bermain silat, lebih tepatnya silat cangkrik. Gerakannya luwes memainkan jurus-jurus yang telah dipelajarinya setiap malam Rabu dan Malam Sabtu. Saat datang ke acara Festival Cisadane pada Minggu (31/7/2016) lalu, Pitung datang bersama kawan-kawan satu sanggar silatnya yakni, Sanggar Silat Sipitung, Rawa Belong. Dandannya pun sudah seperti jawara Betawi, lengkap dengan peci dan sebilah golok terselip di pinggangnya.

Sekali waktu, golok tajam berukuran tidak kurang 30 cm tersebut dimainkannya dengan cara diputar-putar. Tidak sedikit pun nampak rasa canggung atau takut ketika Pitung memainkan benda berbahaya tersebut. Keterampilan Pitung benar-benar membuat terpukau. Kepada penulis, Pitung mengaku sudah berlatih sejak tiga tahun lalu. Ia mengatakan, belajar silat cangkrik merupakan keinginnya setelah melihat banyak teman-temannya berlatih. "Temen-temennya banyak," ujarnya dengan malu-malu.

Sementara pimpinan Sanggar Sipitung, Bahtiar mengatakan, mayoritas para murid di sanggarnya yang berlatih silat cangkrik adalah anak-anak. Termasuk Pitung yang sudah berlatih silat sejak usia 4 tahun. "Kenapa kita pilih anak-anak, karena paling efektif mengenalkan budaya Betawi itu kepada anak-anak," ujarnya. Selain itu, anak-anak ini juga diharapkannya nantinya mencintai budayanya.

"Ini juga bertujuan menjauhkan anak-anak dari hal-hal yang kurang baik. Misalnya daripada mereka sekadar main PS atau nongkrong enggak jelas, mending diperkenalkan seni budaya. Setiap malam Kamis mereka juga diajarkan ngaji," katanya.Saat ini di Sanggar Sipitung, ada 60 orang anak-anak yang berlatih silat cangkrik. Anak-anak ini umumnya berlatih di Sanggar Sipitung atas keinginan sendiri. (*)