Sejarah Kota Tangerang tidak bisa dilepaskan dari ketenaran kawasan Cipadu. Salah satu sentra niaga tekstil di Kota Tangerang ini memiliki cerita asal muasal nama “Cipadu” yang terus diwariskan secara turun-temurun.
Buku berjudul “Melacak Asal Muasal Kampung di Kota Tangerang” karya Burhanuddin menjelaskan asal muasal Cipadu bisa dilacak dari struktur bahasa yang digunakan. Diambil dari bahasa Sunda, Cipadu berasal dari dua kata, yakni “Ci” (air) dan “Padu” (berpadu, bertemu atau bersatu).
Istilah Cipadu digunakan karena kawasan ini dulunya merupakan persawahan luas dengan sumber air yang sering digunakan sebagai “pengguyangan” atau tempat memandaikan kerbau oleh masyarakat sekitar.
“Kawasan sentra tekstil murah yang dikenal dengan 'Tanah Abang'-nya Kota Tangerang ini memiliki cerita asal muasal yang panjang. Jadi, istilah Cipadu berarti bertemunya air karena dulu di sana memang ada pengguyangan yang digunakan para penggembala untuk memandikan kerbaunya,” tulis Burhanuddin.
Tidak hanya itu, Burhanuddin dalam buku yang sama juga menjelaskan cerita asal muasal nama Cipadu dalam versi lainnya. Istilah Cipadu mengacu pada kawasan pertemuan air keringat para jawara yang suka berantem dan beradu kekuatan untuk mengasah kemampuannya.
Tidak heran, Cipadu dan sekitarnya sampai sekarang terkenal sebagai kawasan penghasil para jawara lokal seperti Kong Risin, Kong Roman, Murtado dan Haji Muali yang sangat melegenda bagi masyarakat sekitar.
“Cipadu juga bisa dipahami sebagai beradunya air keringat para jagoan di kampung ini yang suka berantem dan beradu kekuatan,” tambahnya.
Saat ini, Cipadu berkembang pesat sebagai kawasan urban dan pemukiman padat penduduk. Cipadu sekarang dimekarkan menjadi Kelurahan Cipadu dan Kelurahan Cipadu Jaya yang termasuk ke dalam Kecamatan Larangan, Kota Tangerang.