Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang terus mengembangkan sistem transportasi publik secara signifikan. Salah satunya, Bus Rapid Transit (BRT) Tayo yang semakin diminati masyarakat untuk mengurangi kemacetan di Kota Tangerang.
Akademisi Universitas Trisakti, Yayat Supriyatna menuturkan, BRT Tayo selama ini berhasil menjadi salah satu kebijakan tata kelola perkotaan yang transformatif di Kota Tangerang. Tidak heran, BRT Tayo berhasil mencatatkan peningkatan jumlah penumpang secara signifikan setiap tahunnya hingga mencapai 800 ribu lebih penumpang sepanjang tahun kemarin.
“Kita harus mendukung peningkatan kualitas pelayanannya harus benar-benar membuat orang tertarik memanfaatkan BRT Tayo ke depan. Jadi tidak sekadar ada, BRT Tayo juga telah menunjukkan aspek keamanan, kenyamanan, dan ketepatan yang dibutuhkan. Apalagi, BRT Tayo adalah tranformasi transportasi di Kota Tangerang,” ujar Yayat selepas mengiri Forum Konsultasi Publik Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Tangerang 2025-2029, Kamis (20/3/25).
Tidak hanya itu, pengamat tata kelola kota ternama tersebut juga menunjukkan dukungan dalam proses pengembangan sistem transportasi publik di Kota Tangerang. Salah satunya, BRT Tayo harus didorong dapat berkembang dalam aspek pendapatan non-tiket (non-farebox) yang mempunyai peluang sangat besar di tengah perkembangan Kota Tangerang menuju kota industri dan bisnis yang modern.
“Kita juga perlu mendorong BRT Tayo menjadi badan usaha yang berkembang maksimal, kemudian punya kapasitas mencari sumber penghasilan selain tiket, sehingga operasionalnya ke depan tidak membebankan anggaran pemerintah daerah,” tambahnya.
Saat ini, pengembangan BRT Tayo juga menjadi salah satu fokus utama pembangunan berkelanjutan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tangerang, Sachrudin-Maryono. Salah satunya, Pemkot Tangerang berkomitmen meningkatkan pelayanan dengan menjajaki kerja sama bersama Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) belum lama ini.