Masjid Agung Nurul Yaqin, yang juga dikenal sebagai Masjid Pintu Seribu, merupakan situs penting di Kota Tangerang. Selain berfungsi sebagai tempat ibadah, masjid ini juga sering dikunjungi sebagai tujuan wisata religi.
Menurut Rusdi, selaku pengelola masjid, penamaan “Pintu Seribu” sebenarnya berasal dari media-media yang terkesan dengan desain arsitektur masjid tersebut.
“Pintu Seribu awalnya adalah sebutan dari media, karena ciri khas masjid ini adalah banyaknya pintu. Sedangkan untuk jumlah pintunya sendiri tidak diketahui secara pasti,” jelas Rusdi.
Masjid ini memang memiliki arsitektur yang tidak biasa, dihiasi kaligrafi ayat-ayat Al-Qur’an dan lukisan para wali di sepanjang dindingnya.
Uniknya, desain masjid ini tidak terikat pada satu gaya arsitektur tertentu. Pintu-pintu gerbangnya menggabungkan ornamen gaya Baroque dengan elemen-elemen yang mengingatkan pada arsitektur Maya dan Aztec. Keunikan desain ini menambah pesona dan keistimewaan pada masjid ini.
Pengunjung yang datang ke Masjid Pintu Seribu biasanya mengawali dengan berwudhu, sebagai simbol penyucian diri.
Amanda, seorang pengunjung dari Cipondoh, membagikan pengalaman berkesannya saat mengikuti sesi renungan tersebut. Meskipun awalnya merasa takut, ia akhirnya dapat larut dalam isi ceramah dan merasakan kedalaman maknanya.
“Bagi saya, ini cukup menarik. Banyak pelajaran hidup yang bisa diambil. Suasananya gelap dan terasa sedikit mencekam, memberikan gambaran alam kubur yang terasa nyata,” ujarnya.
Bangunan masjid ini terletak di RT 01, RW 03, Kampung Bayur, Kelurahan Periuk Jaya, Kecamatan Periuk Kota Tangerang. Ramai dikunjungi terutama Sabtu dan Minggu antara pukul 09.00 hingga 12.00 WIB.
Wisata ke masjid ini tidak dikenakan biaya dan hanya memerlukan infak sukarela bagi yang ingin berpartisipasi. Wisata religi di Masjid Pintu Seribu tidak hanya menawarkan keindahan arsitektur unik, tetapi juga perjalanan spiritual yang mendalam bagi setiap pengunjung yang datang. (Rusydah)