Setelah berhasil menurunkan angka stunting di Kota Tangerang dari 2018 dengan angka 19,1 persen dan di 2022 kemarin turun menjadi 11,8 persen. Dimana angka ini, masih dibawah angka stunting nasional yakni 21,6 persen serta Provinsi Banten 20 persen. Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) tidak berpuas diri.
Pasalnya, di 2023 ini Dinkes Kota Tangerang melalui 37 puskesmasnya kini tengah melakukan pembaruan data melalui aplikasi SiData. Aplikasi ini ditujukan untuk menjadi dasar percepatan intervensi atau pencegahan terhadap kasus stunting di Kota Tangerang.
Kepala Dinkes, Kota Tangerang, dr Dini Anggraeni mengungkapkan bersama Diskominfo diawal April seluruh Puskesmas telah melakukan sosialisasi dan simulasi penggunaan aplikasi SiData. Dimana sebelumnya, kader posyandu dan puskesmas hanya menggunakan Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM) untuk mendata stunting.
"Pembeda secara kegunaan dan manfaat jika menggunakan SiData ialah pelibatan aktif masyarakat dalam surveilans gizi melalui pelaporan langsung hasil pengukuran pemantauan pertumbuhan balita ke dalam aplikasi yang dapat diakses oleh user kader, puskesmas, dinas kesehatan, hingga kelurahan dan kecamatan. Data ini kemudian diupload ke dalam aplikasi e-PPGBM.
dr Dini pun menuturkan, pembaruan data melalui aplikasi SiData merupakan langkah penting untuk kembali menurunkan angka stunting di Kota Tangerang pada 2023. Data menjadi dasar penting Pemkot Tangerang dalam melakukan intervensi dan pencegahan pertambahan angka stunting.
"Setelah pendataan berjalan, selanjutnya Dinkes akan melakukan verifikasi, validasi, analisa data dan melakukan intervensi baik bagi balita gizi kurang maupun balita stunting. Dengan demikian, intervensi yang diperlukan dapat dilakukan dengan lebih cepat dan lebih terpantau, sehingga dapat mencegah dan menanggilangi stunting secara lebih cepat. On the job training dan pelatihan user secara berkala juga terus digalakkan untuk menjaga kualitas data yang dikumpulkan.
Ia pun berharap, semua stakeholder ikut berperan dan terus berperan dalam penurunan angka stunting di Kota Tangerang. Akselerasi semua pihak tak terkecuali pihak swasta pun menjadi indikator penting keberhasilan dalam penurunan angka stunting.
"Jadi ayo, kota sama-sama bekerja dan terus bergerak mencakup tugas kita bersama, demi generasi penerus yang sehat dan berkualitas. Seluruh pihak dari bawah hingga atas hafus terus melakukan kegiatan dan program dalam pencegahan dan penurunan risiko angka stunting," tegas dr Dini.(bun)