Rabu, 29 Maret 2023 10:10 WIB | Dibaca : 415
Anak Mengeluh Saat Puasa, Ini Tips Cara Bijak Merespons dari Psikolog Puspaga Kota Tangerang
Anak Mengeluh Saat Puasa, Ini Tips Cara Bijak Merespons dari Psikolog Puspaga Kota Tangerang

Saat melihat orang di sekitarnya menjalankan puasa Ramadan, anak usia prasekolah, sekitar 5-6 tahun bisa saja punya pertanyaan yang bikin mereka penasaran. Kenapa sih kita mesti puasa? Pertanyaan simple tapi kadang bisa bikin Bunda dan Ayah bingung menjawabnya.

Psikolog anak serta Kepala Puspaga Kota Tangerang, Sri Damayanti mengatakan perubahan pola makan dan rutinitas selama Ramadan menjadi hal yang tak mudah untuk anak-anak. Mereka masih belajar menyesuaikan diri, sehingga wajar bila anak-anak masih punya keluhan di sana-sini.

Apa saja, sih, keluhan yang mungkin disampaikan anak-anak terkait ritual berpuasa di bulan Ramadan?

1. Kenapa harus puasa, sih?
Dijelaskan Sri, untuk merespon hal ini, orangtua sebaiknya menghindari penjelasan yang terlalu abstrak seperti perintah agama, amal, pahala, atau dosa. Sebab, menurutnya, kapasitas kognitif anak-anak belum mampu menerjemahkan hal yang tidak konkret.

“Coba katakan, Kalau kamu lari terus, capek nggak kakinya? Usus di dalam perut itu sama dengan kaki. Kalau kita makan terus, dia akan capek. Makanya, dia perlu diberi waktu istirahat 30 hari agar bisa bekerja lancar setelahnya. Penjelasan ini bisa sambil tunjukkan gambar ilustrasi usus, untuk pemahaman yang lebih detail,” ungkap Sri.

2. Temanku nggak puasa, tuh!
Kadang anak melihat teman sebayanya tidak berpuasa. Sehingga, ia pun membandingkan dirinya dengan temannya tersebut. “Dalam pertanyaan ini coba katakan, Tiap keluarga punya aturan yang berbeda. Mama dan Papa puasa, dan menurut kami, kamu juga bisa ikut berpuasa. Sama, kan? Artinya, kamu juga sudah tambah dewasa karena sudah siap mulai sekarang,” jelasnya.

3. Buka puasa, kok, lama banget…
Wajar kok, Ma, anak-anak mengeluh seperti ini. “Bunda bisa coba katakan, Kamu ingin buka puasa apa hari ini? Kamu bisa, lho, bantu Mama siapkan makanan. Atau kamu bisa main dulu dengan Papa. Kalau bulan puasa begini, kan, Papa selesai kerja lebih cepat. Tidak seperti hari-hari biasanya,” seru Sri.

4. Kalau puasa sehari penuh, aku nggak akan kuat!
Anak-anak mungkin merasa khawatir tidak akan kuat menyelesaikan puasanya. “Coba katakana, puasa itu sebetulnya sama, kok, dengan hari-hari biasa. Makan pagi dan siangnya digabung ke sahur. Nanti kamu bisa berbuka dengan menu yang kamu suka. Kalau kamu merasa tidak kuat, kamu boleh makan dan minum saat azan zuhur lalu lanjut lagi puasanya. Tapi, puasa itu kan dari subuh sampai magrib, kamu bisa ganti di lain hari, ya,” tutur Sri.

5. Kenapa sahur harus malam-malam, sih? Aku ngantuk!
Harus bangun saat jamnya tidur lelap memang tidak mudah, ya. Coba katakan: “Tiap orang memang punya jam sarapan yang berbeda-beda. Tapi ini unik, lho, semua orang di bulan Ramadan makan serentak sebelum subuh. Jadi, kompak, kan.”

6. Salat tarawih lama banget. Aku bosan!
Anak-anak memang belum terbiasa dengan durasi salat yang panjang. Coba katakan: “Kenapa? Apa kamu ngantuk? Besok berarti harus tidur siang dulu. Seru, lho, salat tarawih, bikin kita jadi bisa berkumpul bersama.”

Pastikan merespons anak-anak dengan lembut, ya. Tidak perlu menyudutkan mereka. Pahami bahwa mereka masih berlatih. Buatlah suasana puasa menyenangkan agar mereka tetap semangat.(k)



Kota Tangerang Ramadan Anak

Artikel Terkait


Komentar

Pastikan Google Captcha Sudah Tercentang !!!