Jumat, 2 Oktober 2020 13:29 WIB | Dibaca : 791
Pandemi Tak Halangi Kreasi Warga Untuk Membatik
Pandemi Tak Halangi Kreasi Warga Untuk Membatik
Pandemi Tak Halangi Kreasi Warga Untuk Membatik
Pandemi Tak Halangi Kreasi Warga Untuk Membatik
Pandemi Tak Halangi Kreasi Warga Untuk Membatik
Pandemi Tak Halangi Kreasi Warga Untuk Membatik
Pandemi Tak Halangi Kreasi Warga Untuk Membatik
Pandemi Tak Halangi Kreasi Warga Untuk Membatik
Pandemi Tak Halangi Kreasi Warga Untuk Membatik
Pandemi Tak Halangi Kreasi Warga Untuk Membatik
Pandemi Tak Halangi Kreasi Warga Untuk Membatik
Pandemi Tak Halangi Kreasi Warga Untuk Membatik
Pandemi Tak Halangi Kreasi Warga Untuk Membatik

Meski Pandemi Covid-19 di Kota Tangerang belum berakhir, namun industri batik di Kota Tangerang khususnya bagi Kelompok Batik Makarya, Larangan Selatan, tak kehilangan asa untuk tetap berkarya. Di mana Hari Batik Nasional pada 2 Oktober 2020, turut menjadi momentum semangatnya.

Dengan menerapkan protokol kesehatan, beberapa anggota Batik Makarya membatik bersama.

"Kami hari ini menggelar batik bersama, biasanya belasan orang, ini hanya berlima saja. Kami kenakan masker dan berusaha menjaga jarak. Kami tetap semangat membatik meski pandemi masih menerjang kita," ungkap Ketua Kelompok Batik Makarya, Sriatun.

Ia pun mengungkapkan, selama pandemi kegiatan membatik Kelompok Batik Makarya tidak berhenti. Namun, para anggota yang biasa membatik bersama di satu rumah, kini membatik hanya di rumahnya masing-masing.

"Temen-temen batik Makarya tetap memproduksi batik, namun yang kecil-kecil saja. Seperti taplak meja, kotak-kotak tisu, hingga sarung-sarung bantal. Karena kalo kain dua meteran harus dilakukan lebih dari satu orang," jelasnya.

Di Hari Batik Nasional, ia berharap anak-anak muda hingga tua ikut andil melestarikan kebudayaan Indonesia membatik.

"Jangan malu, ini aktivitas yang membanggakan negara, bukan sekadar kegiatan yang dinilai jadul tapi membanggakan," tegasnya.

Sementara itu, Maimunah anggota Kelompok Batik Makarya, mengatakan, dengan membatik ia jadi memiliki pemasukan tambahan. "Lumayan hasil batik Makarya dijual dari mulai harga Rp75 ribu sampai Rp500 ribu per produk," kata Maimunah.

Lanjutnya, hingga saat ini beragam produk batik Makarya sudah dikenakan oleh banyak masyarakat Kota Tangerang tak terkecuali oleh instansi swasta maupun negeri.

"Kami sampai saat ini, masih produksi sesuai pesanan saja karena anggotanya banyak keterbatasan waktu dan kesibukan. Kami belum buka produksi besar. Walau sudah banyak yang meminta," tutup Maimunah.



Kota Tangerang Batik Kecamatan Larangan

Artikel Terkait


Komentar

Pastikan Google Captcha Sudah Tercentang !!!