Sejarah Kota Tangerang tidak bisa dilepaskan dari daerah yang kini terkenal dengan sebutan Jurumudi. Awal kisah penyebutan Kampung Jurumudi dimulai dari cerita rakyat yang mengacu ke tempat bermukimnya para sopir sejak dahulu kala.
Burhanudin dalam bukunya berjudul “Melacak Asal Muasal Kampung di Kota Tangerang” menjelaskan, penyebutan Kampung Jurumudi diambil dari kata “juru” dan “kemudi” yang sangat erat kaitannya dengan mayoritas penduduknya yang menjadi sopir misalnya mobil angkutan berjenis “elf” yang sering ditemui di Tangerang Raya.
“Ada versi lain menyebutkan pengambilan kata Jurumudi dari ziarah muda-mudi karena di sini terdapat makam keramat berupa petilasan ulama besar yang dijadikan tempat peziarahan umum bagi kaum muda-mudi,” tulisnya.
Di sisi lain, Kampung Jurumudi mencakup sejumlah kampung-kampung kecil yang mempunyai kisah panjang di tengah masyarakat. Ada Kampung Baru yang banyak dihuni para perantau, Kampung Teko yang banyak dihuni para pegawai yang “neko” atau menumpang hidup di sekitar pabrik, serta Kampung Bulak Kambing yang penyebutannya diambil dari mayoritas penduduk kampung yang memiliki dan menggembala kambing pada zaman dahulu.
“Tidak hanya itu, ada beberapa kampung lainnya yang tidak kalah menarik, seperti Kampung Rawa Gintung yang berada di sekitar Rawa Gintung, Kampung Kebon Jemali yang dipercaya masyarakat sebagai kampung yang dibangun oleh tokoh masyarakat Bernama Ki Jemali, sampai Kampung Bulak Indah itu sendiri,” tambahnya.
Selain itu, Kampung Jurumudi sebelum tahun 2000 merupakan kelurahan yang menjadi bagian dari Kecamatan Batuceper. Namun, setelah lahirnya Peraturan Daerah (Perda) Nomor 16 Tahun 2000 tentang Pemekaran Kecamatan di Tangerang membut Kampung Jurumudi menjadi salah satu kelurahan terpadat di Kecamatan Benda sampai sekarang.