Deru palu dan suara tukang yang bekerja bukan lagi sekadar tanda pembangunan fisik. Di Kota Tangerang, sejak 2014 lalu, sebanyak 8.656 rumah yang sebelumnya Rumah Tak Layak Huni (RTLH) kini telah menjelma menjadi tempat yang layak dan nyaman untuk ditinggali.
Namun lebih dari itu, rumah-rumah ini menjadi simbol dari harapan baru bagi ribuan keluarga. Pasalnya, Dinas Perumahan, Pemukiman dan Pertanahan (Disperkimtan) telah menargetkan 1.000 rumah lainnya dibedah pada 2025 ini. Tercatat, sudah 750 rumah lolos verifikasi pada tahap I dan siap dikerjakan, serta 250 lainnya dianggarkan di akhir 2025.
Inisiatif ini tidak hanya menyentuh sisi infrastruktur, tetapi juga memberikan dampak sosial dan psikologis yang luar biasa bagi para penerimanya.
Salah satu penerima manfaat Abdul Majid Masud warga RT 03, RW 10, Kelurahan Parung Serab, Ciledug, Kota Tangerang menuturkan, program unggulan ini telah berhasil membantu keluarganya menerima jaminan kualitas hidup yang lebih layak.
“Saya bersyukur karena melalui program ini, rumah yang awalnya banyak bocor, banyak bagian lain juga hancur. Alhamdulillah sekarang sudah bagus, aman dan kembali nyaman untuk ditinggali berama keluarga,” ungkap Abdul.
Hal senada juga diungkapkan Ikbal Habibi, warga RT 05, RW 02, Kelurahan Pasir Jaya, Kecamatan Jatiuwung sebagai penerima manfaat. Ia mengaku, sangat terbantu dengan adanya program bedah rumah. Ia tinggal bersama istri dan kedua anaknya di rumah yang sudah tidak layak huni dan kerap kali bocor ketika hujan deras.
"Kondisinya memang sudah tidak layak dan sering bocor. Kami mengajukan ke RT/RW, alhamdulillah diterima dan akan segera dikerjakan untuk perbaikannya. Ini menjadi harapan yang menjadi nyata dengan tidur yang lebih tenang," tuturnya.
Diketahui, secara rinci yang sudah dibedah ialah 8.656 RTLH ialah. Yakni, 53 rumah di 2014, 1.107 rumah di 2015, 1.451 rumah di 2016, 2.314 rumah di 2017, 1.323 rumah di 2018, 434 rumah di 2019, pandemi Covid-19 di 2020, 350 rumah di 2021, 450 rumah di 2022, 700 rumah di 2023, dan 474 rumah di 2024.
Kepala Dinas Perumahan, Pemukiman dan Pertanahan (Disperkimtan) Decky Priambodo mengatakan, program ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan pemerintah dalam meningkatkan kualitas hidup masyarakat, khususnya warga berpenghasilan rendah yang tinggal di kawasan padat dan kurang layak.
"Pemkot Tangerang ingin memastikan bahwa seluruh warga Kota Tangerang memiliki tempat tinggal yang aman, sehat, dan layak huni. Bedah rumah bukan hanya soal bangunan, tapi juga tentang memulihkan harapan dan meningkatkan kesejahteraan," ungkap Decky, Senin (7/7/25).
Setiap unit rumah yang dibedah mendapatkan intervensi perbaikan struktural seperti atap, lantai, sanitasi, dan akses air bersih. Selain mengurangi kawasan kumuh, program ini juga mendukung pencapaian Target SDGs (Sustainable Development Goals), terutama pada poin Kota dan Permukiman yang Berkelanjutan dan Pengurangan Kemiskinan.
Dengan terus digalakkannya program ini, Pemkot Tangerang menargetkan tidak hanya pengurangan kawasan kumuh secara fisik, tetapi juga transformasi sosial dan ekonomi bagi warganya.