Selasa, 10 September 2024 16:50 WIB | Dibaca : 170
Atasi Stunting, Sekda: Update Data, Temukan Akar Masalah dan Segera Tangani
Atasi Stunting, Sekda: Update Data, Temukan Akar Masalah dan Segera Tangani
Atasi Stunting, Sekda: Update Data, Temukan Akar Masalah dan Segera Tangani
Atasi Stunting, Sekda: Update Data, Temukan Akar Masalah dan Segera Tangani
Atasi Stunting, Sekda: Update Data, Temukan Akar Masalah dan Segera Tangani
Atasi Stunting, Sekda: Update Data, Temukan Akar Masalah dan Segera Tangani
Atasi Stunting, Sekda: Update Data, Temukan Akar Masalah dan Segera Tangani
Atasi Stunting, Sekda: Update Data, Temukan Akar Masalah dan Segera Tangani
Atasi Stunting, Sekda: Update Data, Temukan Akar Masalah dan Segera Tangani

Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Tangerang, Herman Suwarman, menghadiri sekaligus membuka Rapat Koordinasi Tahap Kedua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Tingkat Kota Tangerang, dalam rangka menyatukan persepsi dan rencana tindak lanjut atas permasalahan yang berhubungan dalam penanganan stunting berupa intervensi spesifik dan intervensi sensitif di Kota Tangerang.

Dalam kesempatannya, Sekda, yang juga selaku Ketua TPPS Kota Tangerang, menyampaikan, percepatan penurunan stunting sangatlah penting dan merupakan salah satu prioritas nasional sehingga perlu diadakan langkah yang lebih terintegrasi terutama terkait penataan keluarga dan pemutakhirannya.

"Hulu optimalisasi kegiatan prioritas ini diawali dengan sinergitas ketersediaan pemuktahiran, verifikasi dan validasi mengenai data Keluarga Berisiko Stunting (KRS) yang berjumlah 53.132, dengan jumlah keluarga sasaran sebanyak 265.185 atau presentase 20%. Sinergitas ini sangat penting dan strategis mengingat nantinya data KRS ini diharapkan dapat tersampaikan dengan baik di Perangkat Daerah Kota Tangerang dan Provinsi Banten Tahun 2024 dan termanfaatkan secara menyeluruh," tutur Sekda, dalam arahannya pada Rakor yang digelar di Aula Al-Amanah Puspem Kota Tangerang, Selasa, (10/09).

"Di mana keluarga berisiko stunting atau KRS didefinisikan sebagai keluarga yang memiliki satu atau lebih faktor risiko stunting." imbuhnya.

Mereka yang memiliki risiko stunting dalam keluarga, lanjut Herman, adalah anak remaja putri (adolescent girl), calon pengantin (future bride), ibu hamil (pregnant women), dan ibu menyusui (lactating women), serta termasuk juga anak dengan usia 0 hingga 23 bulan, yang berasal dari keluarga miskin. Adapun faktor risiko stunting pada keluarga antara lain dapat disebabkan pendidikan orangtua yang rendah, sanitasi lingkungan yang buruk, dan ketersediaan air minum yang tidak layak dalam keluarga.

"Persoalan keberadaan stunting dan kemiskinan yang ekstrim adalah seperti sebuah mata uang logam yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya. Persoalan tersebut adalah persoalan kita bersama yang memerlukan pendekatan multi sektoral. Oleh karenanya, pendataan keluarga dan pemuktakhirannya menjadi faktor kunci dalam upaya melakukan intervensi terhadap kemiskinan yang ekstrem dan percepatan penurunan stunting di Kota Tangerang," jabar Herman.

Lebih lanjut, melalui Rakor tersebut, Herman, berharap TPPS bersama seluruh pihak terkait dapat secara bersama-sama memantau dengan lebih terencana, sistematis dan terintegrasi pada keluarga berisiko stunting di Kota Tangerang.

"Yang ditekankan adalah bukan seberapa sering pertemuan-pertemuan dilaksanakan melainkan untuk menemukan akar permasalahan (root of problems) dari KRS untuk kemudian ditindaklanjuti," tukas Herman.



Artikel Terkait


Komentar

Pastikan Google Captcha Sudah Tercentang !!!