Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang terus melakukan intervensi serentak pencegahan stunting bagi balita di Kota Tangerang. Salah satunya dengan menggelar Gerakan Serentak untuk Anak Tangerang Sehat dan Cerdas (Gertak Tangkas), melalui 1.097 posyandu di 104 kelurahan di Kota Tangerang dengan mengaktifkan dapur PKK untuk mengolah dan mendistribusikan makanan tambahan bagi anak-anak terindikasi stunting.
Seperti halnya yang berlangsung di Posyandu Flamboyan, RW 12, Kelurahan Sukasari, Kecamatan Tangerang, Rabu (7/8), di mana Penjabat (Pj) Gubernur Provinsi Banten, Al Muktabar, didampingi Pj. Wali Kota Tangerang, Dr. Nurdin, yang meninjau pelaksanaan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) melalui Gertak Tangkas.
Dalam kesempatan tersebut, Pj. Gubernur Banten, menegaskan pentingnya memastikan asupan gizi yang baik untuk mendukung pertumbuhan anak-anak. "Tinjauan kami tadi meliputi skrining terhadap balita, termasuk pengukuran berat badan, lingkar kepala, tinggi badan, serta PMT," ujar Al Muktabar.
Lebih lanjut, Pj. Gubernur Banten, menyampaikan, intervensi stunting yang dilakukan pemerintah guna membangun anak-anak generasi penerus bangsa yang sehat dan cerdas.
"Ini adalah bagian pendekatan komprehensif kami, untuk memastikan generasi ke depan dapat tumbuh, berkembang sehat dengan asupan gizi yang cukup dan sesuai standar gizi yang ada, sehingga dapat menjadi bagian dari pembangunan bangsa yang semakin maju," ujarnya.
Sementara itu, Pj. Wali Kota Tangerang, menjelaskan, kegiatan PMT hari ini dilakukan serentak di seluruh Posyandu di Kota Tangerang.
"Sekarang hari ke-14, ada 45 balita dari dua kelurahan, yaitu Kelurahan Sukarasa dan Sukasari yang menerima makanan tambahan. Selain itu, kami juga membagikan paket telur dari Gerakan Satu Telur Satu Minggu, sebuah gerakan sedekah dari para ASN di Kota Tangerang. Di mana sekitar 10.000 ASN, setiap minggu mereka menyumbangkan satu butir telur," jelas Dr. Nurdin.
Mantan Kepala Pusdatin Kemendagri ini, juga mengungkapkan, selain melaksanakan PMT, Pemkot Tangerang juga menyiapkan enam Rumah Sakit (RS) sebagai rujukan untuk anak yang mengalami stunting atau gizi buruk.
"Anak-anak yang terindikasi mengalami gangguan pertumbuhan, akan dirujuk ke RS, kami sudah menyiapkan enam RS bagi balita yang terdeteksi stunting. Dan segala upaya untuk mewujudkan generasi sehat dan kuat akan terus kami lakukan," pungkas Dr. Nurdin.