Kota Tangerang sebagai metropolitan penyangga ibu kota memiliki angka mobilitas kendaraan yang cukup tinggi. Tercatat, sekitar 300 ribu orang melakukan mobilitas keluar-masuk Kota Tangerang setiap hari. Tidak heran, selama satu dekade terakhir, kemacetan menjadi fokus utama yang berhasil dituntaskan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang.
Satu dekade berjalan, Pemkot Tangerang di bawah kepemimpinan Wali Kota Tangerang, Arief R. Wismansyah, berhasil menunjukkan perubahan yang sangat signifikan. Perlahan, kemacetan di Kota Tangerang dapat teratasi lewat berbagai kebijakan strategis, seperti penerapan Area Traffic Control System (ATCS) untuk monitoring arus lalu lintas, serta pengembangan sistem transportasi publik yang terintegrasi.
“Kota Tangerang punya masalah kemacetan yang cukup panjang. Perlahan upaya mengatasi kemecetan membuahkan hasil lewat kebijakan-kebijakan strategis. Salah satunya, pada tahun 2015, saya menginstruksikan pemasangan CCTV lewat sistem ATCS yang bisa difungsikan untuk melacak lokasi kendaraan, pemantauan jalanan, sehingga kemacetan bisa dikontrol secara langsung,” ujar Wali Kota Tangerang, Arief R. Wismansyah, mengutip dari buku “Arief R. Wismansyah: 15 Tahun Pengabdian di Kota Tangerang: Menata dengan Jiwa, Melayani dengan Hati.”
Pengembangan sistem transportasi publik di Kota Tangerang terbilang telah berjalan optimal. Selama ini, Pemkot Tangerang terus berkomitmen meningkatkan pengembangan sistem transportasi publik yang terintegrasi lewat penyediaan Bus Rapid Transit (BRT) Tangerang Ayo (Bus Tayo), Angkot Si Benteng, sampai kerja sama optimalisasi layanan transportasi publik yang sedang dikembangkan bersama Transjakarta. Bahkan, Kota Tangerang juga tercatat sebagai satu-satunya daerah di Provinsi Banten yang memiliki transportasi publik yang dikelola langsung oleh pemerintah daerah.
“Masalah utama kemacetan ada di banyaknya jumlah kendaraan padahal ruas jalannya tidak begitu lebar. Jadi harapannya, dengan memperbanyak armada transportasi umum bisa mendorong masyarakat mengurangi kendaraan pribadi, sehingga kemacetan bisa teratasi,” lanjutnya di buku yang sama.
Saat ini, Pemkot Tangerang dinilai telah berhasil mengatasi permasalahan kemacetan di Kota Tangerang. Lebih lanjut, penguraian kemacetan lewat kebijakan strategis tersebut akan diterus ditingkatkan untuk mewujudkan tata kelola kota yang ramah dikunjungi (visitable), sesuai dengan salah satu visi besar yang selama ini diangkat Kota Tangerang.