Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang melalui Dinas Kesehatan (Dinkes) menggelar koordinasi terkait Investigasi Kontak (IK) pada pasien Tuberkulosis (TBC) bersama dengan komunitas Stop TB Partnership Indonesia (STPI) Penabulu, guna menjaring lebih banyak terduga kasus TBC di lingkungan sekitar pasien TBC.
Kepala Dinkes Kota Tangerang, dr. Dini Anggraeni, menjelaskan koordinasi ini diperlukan karena STPI Penabulu berperan dalam mengoptimalkan layanan TBC & TB-HIV yang berkualitas dan berpihak pada pasien sesuai dengan Strategi Nasional Penanggulangan Tuberkulosis Indonesia 2020-2024 dan Peraturan Presiden No 67 Tahun 2021 tentang Penanggulangan Tuberkulosis. Dimana program yang dilakukan ialah pembinaan terhadap kader Asmara TBC untuk investigasi kontak dan penelusuran kasus TBC.
“Pelatihan ini agar para Kader dapat menemukan kasus TBC lebih cepat dengan melakukan skrining gejala dan faktor resiko terhadap orang yang berkontak dengan pasien TBC serta memberikan terapi pencegahan TBC (TPT) pada kontak serumah dan orang dengan TBC laten supaya dapat memutus rantai penularan TBC,” jelasnya.
Lanjutnya, Dini menerangkan setelah ini mereka akan melanjutkan dan meningkatkan pencegahan dan pengendalian TBC salah satunya meningkatkan investigasi kontak. Para Kader yang telah dibina akan kembali ke lapangan sesuai di wilayahnya masing-masing, untuk menemukan sejak dini kasus TBC.
"Tentunya yang terpenting jika menemukan terduga TBC, maka dirujuk ke puskesmas terdekat untuk diperiksa lebih lanjut dan kalo memang positif, maka diobati sampai sembuh. Pesannya TBC dapat disembuhkan dan diobati di puskesmas secara gratis," tutur dr. Dini.
Diharapkan dengan koordinasi ini, kader-kader dan petugas puskesmas dapat mereplikasi pendekatan penanganan TBC dengan lebih masif. Sehingga kasus TBC dapat cepat tertangani, dan mampu mengentaskan angka TBC di Kota Tangerang. (dsw)