Pemerintah Kota (Pemkot Tangerang) melalui Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Tangerang baru saja menjalin kerja sama dengan Pusat Inovasi Kota dan Komunitas Cerdas (PIKKC), Institut Teknologi Bandung (ITB). Penandatanganan kerja sama tersebut bertujuan untuk mengembangkan living lab di kawasan Pasar Lama dalam rangka mendorong pengembangan smart city di Kota Tangerang.
Subkoordinator Tata Kelola Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Diskominfo Kota Tangerang, Harry De Supardi menuturkan, pengembangan living lab ini akan berbentuk penyediaan prototip teknologi, tata kelola, pengembangan sumber daya manusia, evaluasi berkelanjutan terhadap real problem dan real condition di kawasan Pasar Lama, serta menjadi knowledge center dan sharelable lab untuk kawasan-kawasan lain di Kota Tangerang kedepannya.
“Pada prinsipnya kerja sama yang sedang kita jalankan ada dua tahap yang akan dilewati, yakni pertama adalah menganalisa penerapan literasi digital, khususnya pemanfaatan aplikasi Tangerang LIVE di sana (kawasan Pasar Lama), selanjutnya, kedua adalah mengembangkan potensi-potensi yang bisa ditransformasikan secara digital untuk mendapatkan manfaat lebih bagi Kota Tangerang. Ada pun dimensi yang kita sasar nantinya, secara bertahap, mulai dari sosial, ekonomi, lingkungan, budaya, dan dimensi-dimensi smart city lainnya,” ujar Subkoordinator Tata Kelola Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), Diskominfo Kota Tangerang, Harry De Supardi, Senin, (22/5/23).
Peneliti PIKKC, ITB, Hendra Shandi Firmansyah menambahkan, pengembangan living lab di kawasan Pasar Lama ini akan menjadi proses yang panjang dan berkelanjutan. Khusus di tahun ini, pengembangan living lab ini akan dilakukan dalam bentuk riset lapangan, meliputi penentuan dan identifikasi permasalahan, analisis kebutuhan layanan, perumusan alternatif kebijakan, serta perumusan solusi permasalahan secara konkrit pada kawasan Pasar Lama, Kota Tangerang.
“Nantinya, kita akan coba identifikasi dulu permasalahan dan potensi yang ada di kawasan Pasar Lama. Seperti, mobilitas pengunjung (crowded), UMKM yang belum tertata, kemacetan, sampah dan masalah lingkungan lainnya, keamanan, kesalamatan dan kesehatan, serta potensi-potensi yang dimiliki, seperti cagar budaya, dsb. Sehingga, Pasar Lama lebih bisa dioptimalkan sebagai ikon Kota Tangerang kedepannya. Untuk waktunya, tahun ini akan dilakukan penelitian lapangan, serta tahun depan rencananya akan dilakukan proyeksi dan implementasi secara nyata,” tambah Peneliti PIKKC, ITB, Hendra Shandi Firmansyah.
Selain itu, pengembangan living lab di kawasan Pasal Lama ini diharapkan akan berdampak positif terhadap pengembangan rencana smart city di Kota Tangerang, khususnya di bidang transformasi digital yang saat ini menjadi fokus pembangunan Kota Tangerang.
“Tentunya, ini semua akan berdampak pada pembangunan dan tata kelola Kota Tangerang. Lewat konsep living lab, kita akan memperkecil fokus, lebih efektif menjawab permasalahan yang ada, lebih mudah dievaluasi, serta melahirkan rekomendasi terbaik untuk menjawab masalah-masalah serupa di kawasan-kawasan lain yang ada di Kota Tangerang kedepannya,” pungkas Subkoordinator Tata Kelola Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), Diskominfo Kota Tangerang, Harry De Supardi. (mts)