Berbeda dengan nuasan pagi hari, Upacara Penurunan Bendera Merah Putih dalam rangkaian Peringatan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-77 tahun, tingkat Kota Tangerang, di Alun-Alun Kota Tangerang sempat tertunda karena hujan deras.
Kendati demikian, upacara yang dipimpin langsung Wakil Wali Kota, Sachrudin selaku Inspektur Upacara dan Kapren Infanteri Indrat Miyarto selaku Komandan Upacara, tetap berlangsung dengan lancar.
Diketahui, yang bertugas sebagai Danton Pasukan 17 Nirmala, Rizki Fawwaz Alamultazam asal SMAN 2 Tangerang, Saskya Juliana Safila asal SMA Yuppentek 1 Tangerang sebagai pembawa baki, Arlo Raditya Gibran asal SMA Yuppentek 1 Tangerang sebagai Danton Pasukan 8 Nuraga, Moch Bayu Nurhakkiky asal MAN 1 Tangerang sebagai Pembentang dan Imanuel Junior Mangunsong asal SMAN 5 Tangerang bertugas sebagai Penggerek.
"Ya, kita sudah komitmen sejak awal hujan, jika hujan berlangsung terlalu lama, pelaksanaan Penurunan Bendera harus tetap berlangsung walau di tengah hujan deras. Ini komitmen kita sebagai penerus perjuangan, dimana ada Paskibra disitu pasti bendera berkibar," tegas Kaonang, Kepala Dispora usai upacara.
Ia pun menjelaskan, kondisi cuaca pada penurunan bendera, tapi sederet prosesi upacara tetap berlangsung dengan lancar, menjadi bukti semangat anak muda. Bahwa apa pun tantangannya atau rintangannya, dalam mengisi momentum Kemerdekaan harus tetap berjalan.
"Kondisi ini juga lah, yang harus jadi pelajaran muda mudi Indonesia tak terkecuali Kota Tangerang. Melihat tantangan yang hadir setiap waktu berbeda-beda, tapi untuk kemajuan Kota Tangerang bahkan Indonesia, kita harus siap dan segera beradaptasi. Terimakasih kepada seluruh petugas yang telah bertugas, baik tingkat Kota maupun Kecamatan," papar Kaonang.
Diketahui, tak hanya tertunda karena hujan, beberapa wilayah di Kota Tangerang bahkan tetap melangsungkan Upacara Penurunan di tengah hujan deras, bahkan ada yang terpaksa batal berlangsung.
Seperti di Kecamatan Pinang, yang melangsungkan upacara di tengah hujan deras. "Saat mulai upacara kondisi cuaca masih aman. Tapi di tengah-tengah hujan mulai turun dan cukup deras. Tapi dalam situasi hujan tersebut, tidak ada pasukan yang balik kanan. Sehingga semua tetap berlangsung hingga akhir," jelas Syariffudin, Camat Pinang.
Semantara itu, di Kecamatan Larangan terpaksa batal melangsungkan upacara karena lapangan Stasion Larangan Indah yang kembali tergenang air cukup tinggi, karena hujan deras kembali melanda wilayahnya. Serta patahnya tiang bendera sehingga kondisi kian tidak memungkinkan.
"Sebenarnya, semua panitia, peserta upacara hingga Paskibra sudah dalam kondisi sangat siap. Namun, di wilayah kami hujan dengan angin kencang cukup luar biasa dan terpaksa kami batalkan pelaksanaan penurunan bendera. Karena tiang patah di tengah," kata Gunawan Priahutama, Camat Larangan.
Lanjutnya, terimakasih pada Paskibra yang sudah berlatih sebulan penuh. "Namun, dengan segala rencana yang sudah disiapkan, tetap Allah yang menentukan. Kalian Paskibra terbaik, dan tetap membanggakan, ini sejarah dalam hidup saya dan pasti semua pihak yang menyaksikannya secara langsung," tutur Gunawan.