Sabtu, 23 Oktober 2021 09:55 WIB | Dibaca : 501
Pengenalan dan Penanganan ABK Bagi Tenaga Pendidik di Sekolah Inklusi
Pengenalan dan Penanganan ABK Bagi Tenaga Pendidik di Sekolah Inklusi
Pengenalan dan Penanganan ABK Bagi Tenaga Pendidik di Sekolah Inklusi
Pengenalan dan Penanganan ABK Bagi Tenaga Pendidik di Sekolah Inklusi
Pengenalan dan Penanganan ABK Bagi Tenaga Pendidik di Sekolah Inklusi
Pengenalan dan Penanganan ABK Bagi Tenaga Pendidik di Sekolah Inklusi

Sejak Mei lalu, 79 sekolah Inklusi didirikan Pemkot Tangerang, sebagai upaya mmebangun kesetaraan pendidikan. Ditujukan untuk memberikan kesempatan seluas-luasnya, bagi mereka Anak Berkebutuhan Khusus (ABK).

Mensukseskan program tersebut, DP3AP2KB menggelar Parenting Pengenalan dan Penanganan ABK bagi tenaga pendidik di sekolah inklusi pada sekolah ramah anak, yang diikuti 30 guru dari 13 SMPN Inklusi, di SMPN 13 Kota Tangerang, Sabtu (23/10/21).

Kepala DP3AP2KB, Jatmiko mengungkapkan pada parenting ini DP3AP2KB menghadirkan psikolog dari Puspaga Kota Tangerang. Para guru diberikan pemahaman terkait perubahan paradigma, istilah, hingga beragam kategori ABK.

"DP3AP2KB menggelar kegiatan ini untuk para guru lebih memahami, bagaimana mengenal anak lebih dalam dan bagaimana menanganinya. Karena semua anak tak terkecuali ABK dapat meraih sukses dalam hidupnya, bila mendapat kesempatan dan dukungan dari orangtua dan sekolah," ungkap Jatmiko.

Sementara itu, Sri Damayanti, Ketua Puspaga Kota Tangerang dalam pemaparannya menjelaskan ABK pada sekolah inklusi membutuhkan guru pendamping khusus dan program pbelajaran individual. Ia pun mengajak seluruh guru untuk membuat konsep program pembelajaran individual.

"Ini membutuhkan kerjasama orangtua. Dimana orangtua harus memberikan informasi tentang riwayat pada perkembangan anak diawal masuk sekolah. Menjalin hubungan kerjasama dengan sekolah secara rutin. Terus memghadiri pertemuan dengan pihak sekolah," ungkap Sri.

Lanjutnya, orangtua juga harus rutin menghadiri pertemuan sesama orangtua. Sehingga, seluruh tumbuh kembang atau pergerakan diketahui secara dini dan ditangani dengan tepat.

"Kami juga mendorong untuk rutin dilakukan rujukan ABK. Seperti observasi, terapi sesuai rujukan psikolog atau dokter hingga evaluasi. Pastinya Puspaga Kota Tangerang siap melayani dan mendampingi diluar kegiatan parenting saat ini," katanya.



Kota Tangerang

Artikel Terkait


Komentar

Pastikan Google Captcha Sudah Tercentang !!!