Menindaklanjuti temuan kasus positif covid-19 pada 27 warga sekolah di 15 SMP Kota Tangerang. Pemkot Tangerang bersama Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar dan Menengah (Dirjen PAUD Disdakmen), Kemendikbud, Jumeri meresmikan program satgas covid-19 tingkat kelas, di 148 sekolah yang sudah menerapkan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) terbatas.
Pembentukan satgas covid-19 tingkat kelas, diresmikan langsung Dirjen PAUD Disdakmen, Kemendikbud, Jumeri di SMPN 13 Kota Tangerang, Jumat (1/10/21). Ia pun mengapresiasi praktik atau contoh baik yang dilakukan Pemkot Tangerang dalam penerapan PTM terbatas.
Terlebih, dengan satgas covid-19 tingkat kelas identifikasi, keluhan atau kondisi kesehatan siswa bisa lebih cepat diketahui. Sehingga satgas kelas langsung lapor ke guru atau satgas sekolah dan penanganan pun akan lebih dini,
“Rekomendasi Kemendikbud satgas covid-19 hanya terbentuk ditingkat sekolah. Tapi, Kota Tangerang kini membentuk ditingkat kelas. Ini menjadi contoh yang perlu ditiru pemerintah kota kabupaten lainnya di Indonesia,” ungkap Jumeri.
Ia pun menuturkan, pelaksanaan skrining swab massal pada PTM di era pandemi covid-19 adalah langkah yang tepat. “Sehingga kepala daerah memiliki data yang pasti, dengan itu bisa melakukan langkah mitigasi yang tepat, sebelum terjadi klaster PTM,” katanya.
“Namun, sekiranya bisa dievaluasi lagi, jika memungkinkan lokalisasi saja. Dimana ditemukan siswa yang positif, kelas itu saja yang ditutup sementara, jangan satu sekolah. Tapi yang pasti ini sudah langkah yang baik dilakukan,” saranya.
Sementara itu, dilokasi yang sama Kepala Dinas Pendidikan, Jamaluddin mengungkapkan dalam pelaksanaan PTM terbatas di Kota Tangerang. Setiap sekolah sudah membentuk dua satgas, yaitu satgas internal dan eksternal. Dengan peresmian ini, satgas dikerucutkan lagi ditingkat masing-masing kelas.
“Satu kelas ada tiga satgas covid-19. Tugasnya, memonitoring para teman-temannya dalam kepatuhan menggunakan masker. Memastikan cuci tangan yang rutin, tidak berkerumun dan tidak bareng-bareng saat makan,” papar Jamal.
Terkait saran Dirjen untuk menutup kelasnya saja jangan satu sekolah, Jamal mengungkapkan ini langkah pertama dengan kasus pertama di Kota Tangerang. Dengan itu, ia akan mempelajari saran Dirjen dengan skema yang lebih aman untuk warga sekolah.
“Terkait arahan Dirjen, kita akan perhitungkan dan bentuk skemanya. Mungkin penutupan akan dilakukan satu kelas saja. Pastinya, skrining akan terus Dinkes lakukan di sekolah-sekolah lainnya, selama PTM terbatas berlangsung di era pandemi covid-19,” tegasnya.
Diketahui, PTM terbatas hingga saat ini telah diikuti 148 SMP negeri dan swasta se-Kota Tangerang. Pekan depan, PTM terbatas tahap empat dengan 52 sekolah akan dibuka, dengan itu PTM terbatas di Kota Tangerang akan berlangsung 100 persen.