Jakarta Airport (JA) Connexion, yang telah diresmikan oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dinilai sangat membantu usaha Pemerintah Kota Tangerang dalam mengurangi penggunaan kendaraan pribadi yang dapat meminimalisir kemacetan di Kota Tangerang. Terlebih, mobilitas masyarakat yang akan menuju Bandara Internasional Soekarno Hatta banyak yang melintasi kota yang berjuluk Kota Seribu Industri Sejuta Jasa.
"Ini sebuah terobosan dan pengembangan dari sisi transportasi. Masyarakat diberikan pilihan akses transportasi menuju bandara dan akan turut mengurangi penggunaan kendaraan pribadi yang dapat minimalisir kemacetan," papar Wali Kota, Arief Rachadiono Wismansyah, selepas peresmian Angkutan Bandara (JA) Connexion dan Aplikasi Angkutan Umum (Moovit) oleh Kementerian Perhubungan, di Terminal 3, Bandara Soekarno Hatta (Soetta), Kota Tangerang, Selasa (30/05).
Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang, lanjutnya, sangat mengapresiasi dan mengucapkan terima kasih kepada Kementerian Perhubungan dan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ), atas inovasi-inovasinya dalam mengembangkan sistem transportasi. Dengan begitu, masyarakat khususnya yang ada di sekitar bandara yang sekarang harus mutar terlebih dulu, tidak perlu khawatir lagi karena akan turut diatasi dengan adanya sistem transportasi massal melalui JA Connexion.
Memang untuk saat ini, bus kebanyakan melayani rute dari (mal dan hotel) yang ada di Jakarta. Namun, Pemkot Tangerang, tadi sudah mengusulkan. Misalnya, dari Mal Alam Sutera, Tangerang City Mal, atau dari batas Kota Tangerang, ada Lippo Karawaci, di mana para penumpangnya juga bisa turut diangkut langsung ke bandara.
“Jadi, tidak perlu bawa kendaraan pribadi lagi. Lokasi tersebut bisa dijadikan sebagai titik kumpul dan jemput masyarakat yang akan ke bandara,” terangnya.
Selain itu, kata Arief, tadi ada beberapa vendor bus yang juga akan membangun jaringan (JA) Connexion dari wilayah Tangerang ke bandara. Mudah-mudahan dapat segera ditindaklanjuti sehingga akan turut mengurangi penggunaan kendaraan pribadi khususnya bagi masyarakat Kota Tangerang maupun yang melintas Kota Tangerang, untuk kemudian beralih menggunakan transportasi massal.
Apalagi banyaknya kendaraan yang melintas ke Kota Tangerang, diantaranya adalah kendaraan pribadi yang akan menuju bandara dan Jakarta. Dengan adanya JA Connexion, masyarakat diberikan pilihan akses transportasi menuju bandara sehingga akan mengurangi penggunaan kendaraan pribadi khususnya didalam Kota Tangerang.
“Kalau masyarakat sudah merasa nyaman, insya allah mereka akan beralih dari transportasi pribadi ke massal, yang terpenting pemerintah sebagai penyedia layanan, dapat benar-benar memberikan rasa nyaman, aman dan tentunya murah juga dapat dijangkau siapa saja,” ungkapnya.
Sementara itu, Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, saat meresmikan pelayanan angkutan perkotaan khusus bandara menyampaikan, upaya tersebut adalah untuk mendorong penggunaan angkutan umum di wilayah Jabodetabek, mengingat jumlah pergerakan penduduk setiap waktunya terus bertambah.
Budi mengatakan, pada 2017, jumlah penumpang di Bandara Soetta termasuk terminal 3 diperkirakan mencapai angka 75 juta per tahun. Sedangkan, jumlah penumpang yang dilayani oleh angkutan umum bus reguler baru mencapai 7,5 juta penumpang per tahun.
"Berarti masih banyak penumpang yang dilayani oleh mayoritas kendaraan pribadi termasuk pelayanan dari dan ke hotel di sekitar Jabodetabek menuju bandara," jelas Budi dalam sambutannya.
Budi melanjutkan, meskipun saat ini telah tersedia taksi di Bandara, namun harganya juga masih relatif tinggi. Sedangkan, harapan masyarakat adalah adanya pelayanan yang baik dan harga yang murah. "Untuk memenuhi harapan tersebut, maka pelayanan angkutan massal sangat diperlukan," tegasnya.
Selain itu, Kepala Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ), Elly Adriani Sinaga, yang juga hadir pada acara tersebut menuturkan, telah disiapkan sebanyak 91 bus dari empat operator yaitu Perum DAMRI, PPD, Big Bird dan Sinar Jaya Megah Langgeng. Keempatnya, akan melayani JA Connexion dengan rute Bandara Soetta ke 15 hotel dan mal di seputar Jabodetabek.
"Kalau dari hotel tarifnya hanya Rp. 50 ribu, kalau dari mal Rp. 25 ribu, ini promo satu bulan," jelas Elly, di tempat yang sama.
Ia mengemukakan, bus ini akan melewati kawasan Hotel Borobudur, Alia, Luminor, Sari Pan Pasific, Aryaduta, Grand Cemara, Ibis Tamarin, Milenium, Grand Sahid Jaya, Hotel Ascot, Hotel Amaris Thamrin City, Hotel Aston Sentul City, Hotel Sahid Jaya Lippo Cikarang dan Hotel Mal Bogor Trade Mall (BTM).
Selain itu, juga berangkat dari tujuh Kawasan mal, yaitu dari Kawasan Mal Taman Anggrek, Plaza Senayan, ITC Cempaka Mas, Kelapa Gading, Thamrin City dan Tanah Abang, BTM dan Grand Indonesia.
"Empat operator transportasi darat tersebut, telah melakukan kerjasama dengan pihak pengelola hotel maupun mal dan PT. Angkasa Pura II selaku operator Bandara Soetta. BPTJ berperan sebagai mediator yang memfasilitasi kepentingan masyarakat dan operator penyedia jasa transportasi," tuturnya.
Selain itu, turut diluncurkan aplikasi angkutan umum berbasis android dengan nama Moovit.
Dengan aplikasi ini, diharapkannya masyarakat menjadi semakin tertarik untuk menggunakan angkutan umum karena masyarakat akan memiliki kepastian mengenai jadwal keberangkatan, dan perkiraan waktu sampai di tempat tujuan.
"Dengan aplikasi ini, masyarakat juga dapat memberikan masukan dan kritik terhadap pelayanan," lontarnya.