Sabtu, 21 Oktober 2017 15:58 WIB | Dibaca : 358
Smart City Bukan Cuma
Smart City Bukan Cuma
Smart City Bukan Cuma
Smart City Bukan Cuma
Smart City Bukan Cuma
Smart City Bukan Cuma
Smart City bukan cuma "gaya-gayaan" Pemerintah Daerah (Pemda).
 
Pernyataan tersebut ditegaskan langsung oleh Sekertaris Daerah Kota Tangerang, Dadi Budaeri, saat menjadi narasumber dalam acara Seminar Nasional yang bertema "Mewujudkan Smart City Sebagai Solusi Penyelesaian Publik di Indonesia" yang diselenggarakan oleh Keluarga Mahasiswa Manajemen dan Kebijakan Publik Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, pada Sabtu (21/10).
 
"Konsep Smart City, bukan hanya jadi 'gaya-gayaan' pemerintah daerah saja, namun konsep Smart City dijadikan sebagai dasar acuan untuk dapat mempermudah pemerintah dalam melayani masyarakat di daerahnya masing-masing," papar Sekda.
 
Ditambahkannya, usaha Pemkot Tangerang dalam membangun berbagai aplikasi yang saat ini sudah mencapai 167 aplikasi bertujuan untuk memudahkan pemerintah dalam pengelolaan keuangan, dan pelayanan kepada masyarakat.
 
"Konsep dasar keberadaan pemerintah itu untuk melayani masyarakat," tegasnya.
 
Apalagi, lanjut Sekda dengan bertambahnya jumlah penduduk, meningkatnya jumlah kendaraan bermotor ditambah banyaknya urusan yang menjadi tanggung jawab pemerintah, dibutuhkan suatu instrumen yang bisa memperlancar tugas pemerintah sehingga pengelolaan anggaran dapat lebih efisien, baik dan tepat sasaran. 
 
"Dan konsep Smart City dirasa menjadi jawaban yang tepat atas berbagai persoalan tersebut," tuturnya.
 
Sekda juga menjelaskan bahwa konsep Smart City yang sedang diusung oleh banyak pemerintah daerah di Indonesia, yang mendapatkan dukungan dan perhatian dari Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia pada Bidang Ditjen Otonomi Daerah, disambut serius Pemkot Tangerang. Hal ini dibuktikan dengan telah terbangunnya tidak kurang dari 167 aplikasi yang mempermudah layanan dan juga transparansi pengelolaan keuangan.
 
Namun Sekda juga menyayangkan adanya misspersepsi dari kalangan birokrat yang banyak salah kaprah bahwa membangun Smart City itu yang penting keren, punya command center. 
 
"Padahal intinya bukan itu, intinya kita harus tau apa sih yang menjadi masalah di daerah tersebut," terang Sekda seraya mencontohkan salah satu contoh kasus yang banyak ditemukan adalah sulitnya pasien mengetahui ketersediaan kamar di tiap-tiap rumah sakit yang ada ataupun persoalan sulitnya masyarakat dalam mengetahui lowongan pekerjaan, yang mana hal itu menjadi salah satu alasan Pemkot Tangerang untuk membangun aplikasi Simpati RS dan Pencaker Online.
 
Sebagai informasi, selain dua aplikasi diatas yang jadi andalan di  Kota Tangerang terdapat juga Aplikasi LAKSA (Layanan Kotak Saran Anda) yang digunakan masyarakat untuk menyampaikan laporannya terkait pelayanan publik di kota, ada pula aplikasi Ayo Zakat yang mempermudah masyarakat untuk membayarkan zakatnya, selain itu ada pula Layanan Darurat 112 (untuk layanan ambulance gratis), dan masih banyak lagi.
 
Sebagai tambahan, Seminar Nasional yang dilaksanakan secara rutin setiap tahunnya oleh UGM Yogyakarta menghadirkan beberapa pembicara yaitu Gunawan (Direktur EKPPD Kemendagri), Dedy Permadi (Direktur CfDS), Suhono Harso S. (Direktur APIC), Saryo (Financial Technology BI), Afdhal Yaned (CEO IWAK).


Artikel Terkait


Komentar

Pastikan Google Captcha Sudah Tercentang !!!