Secara global, kota-kota di dunia dihadapkan pada perubahan serta perkembangan yang setiap waktunya terjadi. Seperti terjadinya pertumbuhan penduduk, perkembangan teknologi dan sebagainya. Perubahan tersebut tentunya harus diikuti dengan perencanaan yang cepat dan tepat khususnya bagi daerah-daerah yang menjadi sasaran urbanisasi. Hadirnya konsep Kota Cerdas atau Smart City, tentunya menjadi salah satu alternatif penyelesaian untuk mengatasi permasalahan tersebut.
Seperti halnya dengan Kota Tangerang. Segala perubahan yang terjadi demikian pesatnya terus diupayakan melalui perencanaan dan pengelolaan kota secara matang serta terintegrasi.
Sejak 2009 hingga 2016 ini, tutur Wali Kota Tangerang, H. Arief R. Wismansyah, saat menjadi salah satu pembicara dalam Rapat Koordinasi Bank Indonesia dengan Pemerintah Daerah di Hotel Allium, Kota Tangerang, Kamis (21/04), menuturkan Kota Tangerang terus berupaya menata kota agar senantiasa dapat memberikan pelayanan terbaik untuk masyarakat Kota Tangerang.
Mulai dari pembentukan Dinas Komunikasi dan Informatika, Penetapan Platform Aplikasi, Layanan Pengadaan Sistem Elektronik (LPSE), Perekrutan CPNS Programmer, Integrasi Aplikasi, Jaringan Area Luas atau Wide Area Network (WAN), Aplikasi Transaksional, Front Office Kantor Kelurahan, Dashboard Aplikasi hingga Tangerang LIVE Room (TLR) adalah upaya-upaya guna menjawab berbagai kebutuhan serta perubahan yang ada, dengan berbasis pada konsep Smart City atau Kota Cerdas.
Seperti halnya hadirnya TLR yang merupakan salah satu solusi untuk mengatasi persoalan kota dan menjadikan Kota Tangerang semakin layak huni, investasi, kunjung dengan pemanfaatan teknologi yang dapat mengintegrasikan, memonitoring serta melaporkan berbagai informasi dengan cepat dan tepat.
“TLR sebagai pusat kendali, monitoring, media informasi dan evaluasi serta pelaporan dan layanan bagi masyarakat. Salah satu upaya Pemkot Tangerang untuk mengatasi persoalan kota," papar Wali Kota.
Pada dasarnya, penerapan Smart City bukan semata gaya-gayaan atau berkompetisi dengan daerah lain tapi bagaimana mengefektifkan dan mengefisiensikan segala perangkat yang ada untuk semakin memudahkan pekerjaan dan memberikan kemudahan kepada masyarakat.
"TLR dan pemanfaatan berbagai perangkat lainnya tak lain sebagai upaya untuk wujudkan Kota Tangerang yang semakin minim dari segala persoalan kota dan membuat masyarakat semakin mudah dan nyaman dalam beraktivitas," terangnya.
Sementara itu, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia, Provinsi Banten, Budi Hartato Setyawan menuturkan, Rakor ini merupakan sebuah forum yang berfungsi untuk menyelaraskan pemikiran serta pandangan Bank Indonesia sebagai otoritas fiskal dalam rangka mendorong perekonomian baik secara nasional maupun regional.
Dengan mengusung tema "Perkembangan dan Strategi Pemerintah Daerah Menuju Smart City Melalui Perluasan Elektronifikasi", dirinya harapkan dapat memberikan gambaran secara lebih jelas mengenai konsep Smart City yang salah satunya didukung oleh sistem elektronifikasi. Dengan harapan akan dapat mendukung upaya pencapaian Smart City serta terbentuknya masyarakat less cash money atau penggunaan uang tunai yang berkurang.
Kenapa menghadirkan Kota Tangerang, jelas Budi, Tangerang Raya memegang peranan penting dalam perekonomian di Provinsi Banten. Diantaranya adalah sebagai pusat industri, jasa dan perdagangan. Selain itu, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Tangerang Raya memiliki kontribusi yang cukup besar yaitu sekitar 58% terhadap PDRB Banten.
Kota Tangerang adalah salah satu kota yang ada didalamnya dan salah satu kota yang telah merintis konsep Smart City di Provinsi Banten dengan pergerakan harga Kota Tangerang juga berpengaruh signifikan terhadap inflasi Banten dengan bobot sekitar 72%.
Dengan dukungan yang kuat khususnya dari pemerintah daerah, dalam hal ini Kota Tangerang yang ada di Tangerang Raya, masyarakat dan pihak terkait, lanjut Budi, diharapkan menjadi modal konsep ini dapat terwujud yang nantinya dapat dikembangkan di daerah lain di Provinsi Banten guna mengatasi berbagai persoalan yang ada.