Usia muda, masih lajang dan menempati posisi supervisor di perusahaan asal Jepang dengan gaji Rp 7 hingga Rp 8 juta per bulan tak lantas membuat seorang Wahyu Hidayat berpuas diri. Pemuda asal Karang Tengah ini lebih memilih banting stir menjadi pelaku ekonomi kreatif.
Dalam lahan seluas 4x3 meter, pria yang kerap disapa Wahyu ini memulai usaha mengolah limbah tong bekas menjadi furnitur bersama seorang rekannya yang bernama Idan. Hanya bermodalkan alat ala kadarnya yang didapat dari hasil pesangon sebesar Rp 20 juta, Wahyu berharap dapat menciptakan lapangan pekerjaan bagi pemuda di Kecamatan Karang Tengah.
"Ya saya sih berharap bisa membuat pemuda sini bekerja. Meski tidak di perusahaan besar, setidaknya mereka punya penghasilan buat memberikan ke keluarga mereka," ujarnya.
Wayu memilih jalur usaha sebagai jalan yang ia tempuh saat ia melihat banyaknya limbah kaleng dan tong bekas di Kota Tangerang. Ia pun mengaku mencari manfaat dari tong dan limbah bekas lainnya.
"Awalnya sih lihat di jalan banyak banget tong bekas, ada yang dijualin pengepul, ada juga yang berserakan di jalan. Terus saya cari di google ternyata dari bahan limbah ini bisa dijadikan banyak barang berharga," ucapnya.
Harga dari limbah yang sudah rampung ini bisa terjual hingga jutaan rupiah. Padahal, modal utama yang ia keluarkan hanya puluhan hingga ratusan ribu per tong bekas nya. Bahkan Wahyu menyebut meski belum banyak hasil produksi yang sudah rampung, ia mengaku sudah di banjiri pesanan. Pesanan tersebut ia dapati dari pemasaran hasil produksinya ke berbagai media yang ada di internet.
"Bangku dan meja bisa hampir Rp 3 juta untuk satu set nya. Kalau yang bangku mini itu saya jual Rp 150 ribu dengan modal hanya Rp 30 ribu. Ini kan barang unik, jadi enggak sedikit yang berminat, tapi pesanan sudah banyak datang dari Depok, Tangerang bahkan Surabaya " ucapnya.
Pengunjung Hari Ini
Total Pengunjung
Pengunjung Online