Puncak pelaksanaan ritual Ceng Beng di kota Tangerang berlangsung di daerah tanah gocap, Karawaci, Tangerang, Kamis(5/4). Ritual diawali dengan doa bersama untuk para arwah leluhur yang dilakukan dan dipimpin oleh rohaniwan, dan diikuti oleh para warga keturunan tionghoa lainnya.
Dalam ritual Ceng Beng ini, beragam makanan saji dan sejumlah atribut pakaian mulai dari baju, sandal serta buah-buahan, kue dan lauk pauk tersaji untuk para leluhur.
Ritual yang memang diadakan setiap tahunnya ini sudah turun temurun dilakukan oleh para leluhur, sebagai bentuk penghormatan kepada para arwah, terutama yang sudah lama tidak didoakan oleh keluarganya, demikian dijelaskan oleh Rohaniwan Rudi Gunawijaya.
“Kita mendoakan para arwah leluhur sebagai ketururnannya, penghormatan kepada mereka pada saat Ceng Beng ini,” terangnya.
Ia menambahkan bahwa ini merupakan 24 siklus, dan ini merupakan saat yang tepat untuk sembahyang kepada para leluhur, ini hari yang terang dan saat yang baik.
“Dan biasanya Ceng Beng itu memang jatuh pada tanggal 4 atau 5 April setiap tahunnya,” imbuhnya kepada penulis dilokasi acara.
Harapannya kedepan semoga dengan dijalankan ibadah ini, kita sebagai manusia memang dituntut untuk berbuat kebaikan, dengan beribadah ini kita berarti membina diri kita untuk melakukankebajikan.
Pantauan penulis dilokasi, usai persembahyangan dilakukan dua kali, warga sekitar serentak berebut makanan yang telah didoakan tersebut dengan harapan mendapatkan berkah.