Senin, 19 Juni 2017 00:00 WIB | Dibaca : 543
Walikota Tangerang Panen Melon Bareng Warga
Walikota Tangerang Panen Melon Bareng Warga
Walikota Tangerang Panen Melon Bareng Warga
Walikota Tangerang Panen Melon Bareng Warga
Walikota Tangerang Panen Melon Bareng Warga
Walikota Tangerang Panen Melon Bareng Warga
Walikota Tangerang Panen Melon Bareng Warga

Di tengah derasnya pembangunan daerah perkotaan, tak menghalangi semangat warga KelurahanPanunggangan Timur, Kecamatan Pinang, Kota Tangerang, untuk melakukan tradisi kegiatan bercocok tanam, yang memang menjadi salah satu budaya Bangsa Indonesia sejak dulu. Selain dapat meningkatkan ketahanan pangan dan juga dapat mempertahankan sektor pertanian melalui kelompok tani di Kota Tangerang, juga turut memacu pertumbuhan ekonomi masyarakat.Walikota Tangerang, Arief Rachadiono Wismansyah, yang turut hadir dalam Panen Raya Melon, menyampaikan, meskipun Kota Tangerang sebagai kota industri, dengan semakin terbatasnya lahan pertanian bukan berarti kegiatan bercocok tanam terhenti. Hal ini dibuktikan dengan masih adanya aktivitas tersebut yang dilakukan Warga Panunggangan Timur, Kecamatan Pinang, yang hari ini melaksanakan panen raya buah melon.“Dengan memanfaatkan lahan tidur, warga dapat menghasilkan kurang lebih 1 ½ ton melon. Di mana perkilonya, masyarakat bisa mendapatkan Rp. 15 ribu. Ini upaya yang patut didorong agar terus berkembang,” tuturnya selepas panen raya melon diKelurahanPanunggangan Timur, Kecamatan Pinang, Senin (19/06).Upaya positif tersebut, lanjutnya, tentunya harus didukung penuh agar warga semakin semangat untuk menghasilkan kualitas lebih meningkat lagi ke depannya. Seperti halnya bantuan bibit yang dilakukan oleh Dinas Ketahan Pangan Kota Tangerang selama ini serta kemudahan lahan untuk bercocok tanam.Oleh karena itu, Arief akan berupaya melakukan koordinasi kembali dengan Perusahaan Terbatas (PT) maupun dengan para pengembang, karena sebagian lahan yang digunakan warga di Panunggangan Timur untuk kegiatan cocok tanam melon ini, memang punya PT yang belum digunakan.“Daripada lahannya dianggurin, mendingan dipake dulu buat kegiatan cocok tanam,” ujarnya seraya mengatakan, untuk lahan fasos fasum Pemkot yang belum digunakan, walikota pun mempersilakan juga untuk dapat dimanfaatkan.Menurutnya, walaupun ditengah kota metropolitan, kegiatan bercocok tanam adalah bagian dari budaya masyarakat yang jangan sampai ditinggalkan, kalau bisa harus terus dikembangkan.“Kalau perlu buat posko pendidikan bertani sederhana buat anak-anak biar bisa ikut belajar dan bertani saat waktu luangnya dan buat taman berkebun, biar masyarakat semakin semangat bercocok tanamnya,” ujarnya, yang juga turut memetik melon bersama Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Tabrani, serta para warga.



Artikel Terkait


Komentar

Pastikan Google Captcha Sudah Tercentang !!!