Guru Kesenian SMP Negeri 6 Kota Tangerang menciptakan Tarian Sangego, tarian yang baru diciptakan tersebut mengisahkan tentang kemajemukan masyarakat Kota Tangerang yang dipisahkan oleh Sungai Cisadane.
Ratna Amalia, salah satu tim dari pencipta Tari Sangego mengatakan bahwa meskipun masyarakat Kota Tangerang dipisahkan oleh Sungai Cisadane, namun dalam kehidupan sehari-hari tidak bisa dilepaskan atas keberadaan Sungai yang membelah bumi Tangerang tersebut.“Atas filosofi itulah pentingnya sebuah jembatan, yang mampu menghubungkan antar dua wilayah yang berbeda. Salah satunya jembatan di Sangego, yang mampu menjadi penghubung beragam etnis, budaya, ekonomi dan kegiatan masyarakat Kota Tangerang,” ungkapnya pada, Rabu (10/5/2017).Ratna yang juga guru kesenian menjelaskan, gerakan dalam Tarian Sangego melambangkan kegiatan sehari-hari. Bahkan, detail seperti gerakan mengambil air di sungai pun terlihat jelas.“Jadi tarian Sangego sangat jelas melambangkan kegiatan masyarakat Kota Tangerang,” tambahnya.Selain itu, aransemen musik yang digunakan pun menurutnya sangat original. Pasalnya, dentuman gamelan dilantunkan langsung oleh tim dari SMP Negeri 6 Kota Tangerang.“Kami menyajikan karya yang benar-benar orisinil, bahkan sangat berbeda dengan Tarian Lenggang Cisadane,” singkatnya.Sementara H. Maksum, Kepala SMP Negeri 6 mengatakan untuk tahun ini sekolahnya menciptakan dua tarian baru yang orisinil yaitu Tari Sangego dan Topeng.“Tari Sangego baru pertama kali kita tampilkan pada saat Pentas Seni dan Olahraga SMP Negeri 6 Kota Tangerang,” paparnya.Sebab kata dia, SMP Negeri 6 merupakan sekolah yang terkenal akan seni tarian. Pasalnya, tim tari dari sekolah yang dipimpinnya sudah sering keluar daerah, bahkan hampir mengelilingi Indonesia.“Kita berkomitmen untuk menjadikan pendidikan disekolah bukan hanya sekedar baik secara akademik. Tetapi non akademik juga tak luput dari perhatian kita, karena lewat kegiatan non akademik akan membentuk karakter siswa,” pungkasnya.
<div class="yj6qo"><div id=":lc" class="hq gt">