Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangerang terus memperkuat upaya pencegahan stunting melalui serangkaian program terpadu sepanjang tahun 2025. Strategi ini dilakukan mulai dari remaja putri, ibu hamil, balita, hingga layanan rujukan medis. Sehingga penanganan stunting dilakukan secara menyeluruh dari hulu ke hilir.
Kepala Dinkes Kota Tangerang dr. Dini Anggraeni menjelaskan, pencegahan stunting membutuhkan intervensi sejak dini. "Kami fokus pada upaya spesifik dan sensitif untuk menurunkan angka stunting. Program kami tidak hanya pada balita, tetapi dimulai sejak remaja putri dan calon pengantin, termasuk ibu hamil," ujarnya.
Dokter Dini menjelaskan, pencegahan stunting bukan hanya tanggung jawab Dinas Kesehatan, tetapi memerlukan sinergi semua pihak, mulai dari keluarga, kader posyandu, hingga rumah sakit.
”Program ini menegaskan komitmen Pemerintah Kota Tangerang dalam menciptakan generasi sehat dan cerdas, dengan intervensi gizi dan kesehatan yang berkelanjutan. Dengan upaya terpadu ini, kami optimis dapat menurunkan angka stunting di Kota Tangerang secara signifikan,” tutup dr. Dini.
Berikut sejumlah program unggulan penurunan stunting di Kota Tangerang:
• Gerakan Aksi Bergizi bagi Remaja Putri, untuk mencegah anemia dan menyiapkan generasi muda yang sehat.
• Pengembangan aplikasi Penganten Sehat dan kerja sama dengan Kementerian Agama untuk pemeriksaan kesehatan calon pengantin.
• Gerakan Ibu Hamil Sehat serta pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil dengan risiko kurang energi kronis (KEK).
• Pelatihan konseling menyusui bagi petugas puskesmas, untuk memastikan ASI eksklusif bagi bayi.
• Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan balita secara rutin, dilengkapi dengan pelatihan antropometri dan surveilans gizi bagi petugas puskesmas serta kader Posyandu.
• Workshop dan lomba kreasi menu PMT lokal di Posyandu, untuk meningkatkan kualitas gizi balita.
• Kerja sama layanan rujukan balita stunting dengan 34 rumah sakit di Kota Tangerang.
• Monitoring dan evaluasi berkala melalui aplikasi SIDATA dan Laksa Gurih untuk memastikan tatalaksana gizi lebih efektif.