Masjid Raya Al-A'zhom selalu memukau dengan kubahnya yang indah dan menjadi yang terbesar di dunia tanpa tiang penyangga. Lebih dari itu, setiap elemen arsitekturnya ternyata menyimpan makna filosofis yang mendalam, menjadikannya sebuah simbol spiritualitas dan pendidikan bagi umat Islam.
Ketua Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Al-A'zhom K.H. Sopyan Rosyada menjelaskan, desain masjid ini dirancang dengan penuh perhitungan. Lima kubah kecil yang mengelilingi kubah utama, bukan sekadar hiasan. Kubah-kubah tersebut melambangkan Lima Rukun Islam dan Lima Waktu Salat, sebuah pengingat akan fondasi dasar ibadah seorang Muslim.
"Detail lainnya juga sarat makna. Tinggi bangunan masjid yang mencapai 30 meter melambangkan 30 juz Al-Qur'an, sementara tinggi kuncup menara 6 meter melambangkan Enam Rukun Iman.
Ia menjelaskan, pesan spiritual juga terukir jelas dalam kaligrafi yang menghiasi empat anak kubah di dalam masjid. Ayat-ayat suci seperti Surah An-Nur ayat 35 dan Surah Al-Baqarah ayat 255 dipilih secara khusus untuk menjadi pengingat dan panduan bagi para jemaah dalam mendekatkan diri kepada Allah SWT.
"Perpaduan antara keindahan arsitektur dan kedalaman filosofi ini menjadikan Al-A'zhom sebagai simbol spiritualitas dan pendidikan, bukan hanya sebuah bangunan fisik," terangnya. "Filosofi ini diharapkan dapat menjadi panduan bagi jemaah dalam mendekatkan diri kepada Allah SWT" imbuhnya.
Dengan demikian, Masjid Raya Al-A'zhom bukan hanya tempat untuk beribadah, tetapi juga sebuah karya seni yang menyampaikan pesan-pesan keagamaan melalui keindahan arsitektur. Setiap sudutnya mengajak setiap pengunjung untuk merenung dan menemukan makna yang lebih dalam.