Pemerintah Kota (Pemkot) Tangerang, menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) dengan sejumlah pihak terkait dalam upaya menindaklanjuti penanganan banjir yang melanda wilayah Kecamatan Neglasari dan Benda, baru-baru ini. Mengingat lokasi tersebut berdekatan dengan Bandara Internasional Soekarno-Hatta yang merupakan objek vital nasional, langkah koordinatif antara Pemkot dan pemangku kepentingan lainnya menjadi sangat penting.
Penjabat (Pj) Wali Kota Tangerang, Dr. Nurdin, memimpin langsung rapat yang dihadiri oleh perwakilan dari PT Angkasa Pura, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (BASARNAS), serta Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Ciliwung-Cisadane yang turut bergabung secara daring. Dalam kesempatan tersebut, dibahas berbagai langkah strategis untuk mengatasi dampak banjir, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
“Hari ini, kita melaksanakan rapat tindak lanjut penanganan kondisi banjir di Kota Tangerang. Kami mengundang para pemangku kepentingan dari Angkasa Pura, BASARNAS, BNPB, serta BBWS. Kami juga mengundang pengelola Tol Kunciran, namun belum dapat hadir. Mudah-mudahan dalam rapat berikutnya mereka bisa bergabung karena ini sangat penting,” ujar Dr. Nurdin, di Ruang Wali Kota, Kamis (30/01).
Dari hasil rapat, lanjut Pj. Wali Kota Tangerang, disepakati beberapa langkah yang akan segera diambil. Dalam jangka pendek, Pemkot Tangerang meminta fasilitasi dari BNPB untuk melakukan normalisasi outlet saluran pembuangan di Kali Perancis, guna mengatasi pendangkalan yang menyebabkan banjir.
"Tadi saat rapat, kami memutuskan untuk meminta fasilitasi dari BNPB untuk bisa mengatasi persoalan dangkalnya outlet dari saluran pembuangan di Kali Perancis, dengan meminta untuk melakukan normalisasi.
Dan tadi dari BNPB siap untuk melakukannya," ungkapnya.
Selain itu, kata Dr. Nurdin, akan dilakukan kajian bersama antara PT Angkasa Pura dan Pemkot Tangerang, untuk mengevaluasi daya dukung jaringan drainase di wilayah Kecamatan Benda, Neglasari, dan Batuceper, yang berbatasan langsung dengan Bandara Soekarno-Hatta.
Kajian ini bertujuan untuk memastikan integrasi sistem drainase antara kawasan bandara dan wilayah sekitarnya agar penanganan banjir lebih efektif. BBWS Ciliwung-Cisadane juga menyatakan dukungannya dalam perencanaan hingga proses teknis pembangunan yang dibutuhkan.
“Kita berharap upaya jangka menengah ini bisa mengatasi persoalan banjir di tiga kecamatan terdampak, dan tentunya mengantisipasi serta memastikan agar Bandara Soekarno-Hatta tetap aman dari potensi banjir,” tambahnya.
Lebih lanjut, Dr. Nurdin, menyampaikan, Pemkot Tangerang bersama seluruh pemangku kepentingan berkomitmen untuk terus melakukan langkah-langkah strategis dalam menangani dan mencegah banjir, guna menjaga keselamatan warga serta memastikan keberlangsungan operasional Bandara Internasional Soekarno-Hatta.
"Alhamdulillah, kondisi banjir sudah mulai surut dan para pengungsi, masyarakat terdampak banjir sudah kembali ke rumah masing-masing. Saya minta kepada warga Kota Tangerang, harus terus siap siaga dan waspada, karena berdasarkan rilis dari BMKG bisa jadi akan ada hujan dengan intensitas ekstrem yang tentu bisa memengaruhi kondisi wilayah kita, terutama kemungkinan banjir. Status siaga darurat bencana di Kota Tangerang masih belum dicabut, bahkan nanti kalau diperlukan bisa diperluas," pungkasnya.
Sementara itu, CEO Region Angkasa Pura Indonesia,
Agus Haryadi, menyampaikan apresiasi terhadap inisiatif Pemkot Tangerang dalam mengoordinasikan penanganan banjir di wilayah strategis ini.
“Kami sudah sepakat untuk melakukan evaluasi terhadap kinerja Sungai Perancis atau Kali Dadap sebagai saluran utama pembuangan air dari Bandara Soekarno-Hatta. Jadi kami sudah ada kesamaan pemikiran, di mana kita menjaga jangan sampai Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta sampai lumpuh, karena lokasi ini sebagai objek vital nasional yang bisa berdampak kepada reputasi Pemkot Tangerang, Pemerintah Republik Indonesia, dan khususnya pengelola bandar udara di mata internasional. Jadi, sekali lagi kami mengucapkan terima kasih dan apresiasi kepada Pak Wali Kota, rekan-rekan stakeholder terkait yaitu dari BNPB, BASARNAS, dan rekan-rekan lain yang terkait," ungkapnya.
Di tempat yang sama, Direktur Fasilitasi Penanganan Korban dan Pengungsi BNPB, Nelwan Harahap, menambahkan, BNPB siap membantu dalam berbagai aspek, termasuk melalui teknologi modifikasi cuaca untuk mengendalikan curah hujan ekstrem yang berpotensi memperburuk kondisi banjir.
“Saya kira seperti tadi dalam diskusi, kita sepakat penanggulangan bencana ini adalah tugas bersama, baik pemerintah pusat, daerah, maupun sektor swasta dan juga masyarakat. Tadi kita sudah menyampaikan kesiapan BNPB nanti untuk memfasilitasi, karena ini pekerjaan besar dan menyangkut proyek vital nasional. Dalam jangka pendek, BNPB siap mendukung normalisasi sungai dan drainase. Sementara dalam kondisi ekstrem, kita juga bisa melakukan modifikasi cuaca agar hujan turun di laut tak mencapai daratan,” tutup Nelwan.