Penyakit pertussis yang lebih dikenal dengan sebutan batuk rejan, merupakan infeksi saluran pernapasan yang disebabkan oleh bakteri Bordetella Pertussis. Penyakit ini ditandai dengan batuk yang diiringi dengan suara tarikan nafas tinggi yang khas dan berkepanjangan.
Dalam hal ini, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangerang dr. Dini Anggraeni menyatakan, pertussis bisa dialami oleh anak-anak. Dengan itu, orang tua harus waspada dengan kehadiran batuk ini pada anak. Pasalnya, pertussis bisa menyebabkan kematian pada anak.
“Sebelum terjadi pada anak, baiknya orang tua mengetahui tentang penyakit pertussis sebagai bentuk tindakan pencegahan. Adapun gejalanya, ialah hidung tersumbat, pilek, bersin, mata merah dan demam,” jelas dr. Dini, Kamis (2/1/24).
Ia pun menjelaskan, definisi operasional suspek pertussis ialah orang dengan batuk terus menerus yang berlangsung minimal selama 2 minggu dengan ditemukan batuk rejann saat napas dalam, muntah setelah batuk, atau muntah tanpa ada penyebab yang jelas.
“Bila tidak ditangani, batuk rejan bisa menyebabkan komplikasi, terutama pada bayi dan anak-anak di bawah usia 2 tahun, Beberapa komplikasi yang bisa muncul antara lain seperti dehidrasi, kesulitan bernapas, penurunan berat badan, pneumonia (infeksi paru-paru), kejang, gangguan ginjal, dan kurangnya pasokan oksigen ke otak,” paparnya.
Ia pun menjelaskan, sejumlah hal yang bisa dilakukan untuk pencegahan. Mulai dari menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dan protokol kesehatan.
“Memberikan imunisasi DPT-HB-Hib lengkap sesuai jadwal pada bayi dan anak bawah dua tahun. Jika ada anak atau warga yang memiliki keluhan batuk dengan karakteristik pertussis, mohon agar dapat diinfokan ke Puskesmas terdekat untuk mendapat penanganan dan pengobatan yang intens,” imbaunya.