Vihara Boen San Bio yang berlokasi di Jalan Karel Sadsuitubun Nomor 43, RT 001, RW 003, Kelurahan Koang Jaya, Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang merupakan tempat bersejarah bagi warga Kota Tangerang, khususnya etnis Tionghoa.
Bagaimana tidak, bangunan berusia lebih dari tiga abad atau tepatnya 335 tahun ini, berdiri dengan megah didominasi warna merah, yang merupakan arti kemakmuran dan keberuntungan.
Pembina Yayasan Vihara Boen San Bio Yans Suharlim menceritakan, tempat ibadah ini mulai dibangun pada tahun 1962, 1967, 1972, 1978, 1992 hingga yang terakhir tahun 1997 secara besar-besaran sampai tahun 2000.
“Pendirian Vihara dilatarbelakangi kebutuhan tempat ibadah serta persinggahan pedagang Tionghoa sekitaran Pasar Baru. Pada tahun 1689, seorang pedagang asal Tiongkok bernama Lim Tau Koen menginisiasi pembangunan. Saat itu memakai bahan baku yang sangat sederhana seperti tiang bambu, dengan dinding terbuat dari gedek serta atap daun rumbia,” tutur Yans.
Lanjutnya, hal menarik lain dari kelenteng ini adalah petilasan tokoh yang menyebarkan agama Islam di Jawa Barat. Yakni Raden Surya Kencana dan istrinya. Mulanya, petilasan asli berada di bagian depan kelenteng. Hingga karena bagian depan kelenteng terkena pelebaran jalan, Petilasan Raden Surya Kencana dipindahkan ke bagian dalam.
“Maka, kehadiran Kelenteng Boen San Bio juga menjadi simbol keberagaman dan toleransi beragama. Karena, Boen San Bio rutin terlibat dalam kegiatan keagamaan Islam, seperti bagi-bagi takjil saat bulan puasa dan pengunjung muslim atau berhijab selalu disambut dengan ramah,” serunya.
Kata Yans, Vihara Boen San Bio dibuka untuk umum selama 24 jam penuh. Yakni, dibuka tak hanya untuk mereka umat beragama Budha, tapi juga dibuka untuk masyarakat umum, yang berwisata atau ingin mempelajari sejarah Boen San Bio atau mungkin sekadar menikmati keindahan atau kemegahan Gedung Boen San Bio.
“Karena memang, selain kemegahan gedung, Payung Raksasa Bernama Dewi Kwan Im Pouw setinggi tujuh meter yang beada di sebelah kiri gedung Dhammasala juga menjadi daya tarik atau ikon yang paling diburu pengunjung Boen San Bio,” katanya.