Jumat, 28 Juni 2024 15:47 WIB | Dibaca : 181
Ini Program Intervensi Lanjutan Kasus Stunting di Kota Tangerang
Ini Program Intervensi Lanjutan Kasus Stunting di Kota Tangerang
Ini Program Intervensi Lanjutan Kasus Stunting di Kota Tangerang
Ini Program Intervensi Lanjutan Kasus Stunting di Kota Tangerang
Ini Program Intervensi Lanjutan Kasus Stunting di Kota Tangerang
Ini Program Intervensi Lanjutan Kasus Stunting di Kota Tangerang

Program Gerakan Serentak untuk Anak Tangerang Sehat dan Cerdas (Gertak Tangkas) yaitu intervensi serentak pencegahan stunting melalui 1.097 posyandu di 104 kelurahan telah mencapai 100 persen dari target 77.020 balita di Kota Tangerang.

Selanjutnya, Pemkot Tangerang melalui OPD terkait akan melakukan intervensi lanjutan untuk menuntaskan kasus stunting di Kota Tangerang.

Pelaksana Harian (Plh) Dinkes Kota Tangerang Mugiya Wardhany menyatakan, dari jumlah balita yang diskiring serentak sekitar lima persen di antaranya, dinyatakan terindikasi stunting.

Maka, sejumlah skema penanganan pun telah disiapkan. Di antaranya, posyandu akan tetap melakukan skrining stunting secara rutin setiap bulannya.

Penanganan lainnya, anak-anak terindikasi stunting akan dirujuk ke Rumah Sakit rujukan yaitu RSUD Kota Tangerang.

Namun, Pemkot Tangerang tengah mempersiapkan RS rujukan lainnya, yaitu RS Hermina Periuk, RS Annisa, RS Primaya, RSUP Dr. Sitanala dan RS Sari Asih Ciledug.

“Sedangkan untuk balita yang masuk dalam kategori berat badan kurang atau gizi kurang akan ditangani dengan Program Pemberian Makanan Tambahan (PMT). Ini juga akan dipantau setiap bulannya, apakah mengalami peningkatan atau tidak,” jelas Mugi, saat ditemui di ruang kerjanya, Jumat (28/6/24).

Lanjutnya, Pemkot Tangerang juga akan mencanangkan Dapur Dahsyat, yaitu kolaborasi TP PKK Kota Tangerang, DP3AP2KB, kecamatan dan kelurahan untuk mengolah makanan dan menyuplai PMT yang sesuai akan gizi, untuk anak-anak terindikasi stunting di wilayahnya masing-masing.

“Pemkot Tangerang juga tengah menggagas program orang tua asuh penjagaan anak stunting. Yaitu, satu anak stunting mendapat satu orang tua asuh. Program ini tidak terbatas pada ASN tapi juga masyarakat umum yang sekiranya berminat untuk menjadi orang tua asuh anak-anak stunting. Regulasinya tengah kita kuatkan lebih dulu,” papar Mugi.

“Penanganan stunting akan terus berkembang dengan segala inovasi yang terus Pemkot Tangerang hadirkan. Harapannya, ialah tidak ada lagi anak-anak di Kota Tangerang yang terlambat dilakukan penanganan,” tambahnya.

Sebagai informasi, tren prevalensi stunting pada balita di Kota Tangerang mengalami penurunan dari tahun 2018 di angka 19,1 persen menjadi 11,8 persen di tahun 2022.

Kenaikan terjadi pada tahun 2023 dengan angka 17,6 persen, meskipun masih di bawah angka Provinsi Banten yaitu 24 persen dan nasional di 21,5 persen.



kota tangerang

Artikel Terkait


Komentar

Pastikan Google Captcha Sudah Tercentang !!!