Pelaksanaan Hari Raya Iduladha 1445 Hijriah tinggal menghitung hari. Tentunya masyarakat mulai mempersiapkan segala kebutuhan untuk beribadah, salah satunya berkurban. Namun ada hal yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan kurban.
Selain memperhatikan kesehatan hewan hingga proses pemotongan, perlu diperhatikan juga terkait pemakaian wadah untuk membawa daging kurban yang akan dibagikan kepada masyarakat.
Pelaksana harian (Plh) Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangerang Mugiya Wardhany mengimbau kepada panitia kurban serta masyarakat untuk tidak menggunakan kantong plastik hitam atau kantong plastik sekali pakai sebagai wadah daging kurban. Karena kantong plastik merupakan hasil dari proses daur ulang plastik bekas pakai yang mengandung zat karsinogen dan berbahaya bagi kesehatan.
“Masyarakat dapat menggunakan alternatif pembungkus daging ramah lingkungan atau membawa wadah sendiri yang terbuat dari bahan ramah lingkungan saat mengambil atau mengantarkan hak atas hewan kurban,” ujarnya, dihubungi Jumat (14/6/2024).
Mugi pun menerangkan, kresek atau kantong plastik bukan jenis kemasan food grade dan tidak memenuhi standardisasi material yang layak digunakan untuk memproduksi perlengkapan makan. Tak hanya itu, sebagian besar kantong plastik rata-rata mengandung logam berat timbal (Pb) yang melebihi batas yang ditentukan.
“Timbal dapat masuk ke dalam tubuh melalui pernapasan, maupun tangan atau makanan. Selain masalah kesehatan, penggunaan plastik juga menjadi masalah lingkungan sebab limbah tersebut tidak mudah terurai bahkan hingga ratusan tahun,” terang Mugi.
Sementara itu, masyarakat dapat menggunakan alternatif lainnya sebagai wadah pembungkus daging kurban. Seperti, besek bambu yang sifatnya ramah lingkungan dan adanya rongga diantara anyaman besek bambu membuat pengemasan makanan menjadi lebih segar.
“Selain wadah makanan, bisa juga dengan memakai daun pisang atau daun jati sebagai wadah daging kurban. Ataupun bisa juga menggunakan tas purun sebagai wadah saat membawa daging kurban dari tempat pemotongan hewan kurban ke rumah, sehingga ramah lingkungan dan higienis,” imbuh Mugi. (dsw)