Kota Tangerang memang telah dikenal memiliki kreativitas yang tidak diragukan, salah satunya adalah kreativitas di bidang bisnis berskala UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah). Salah satu yang paling populer, dari sudut perbatasan, Jamu Nyit-Nyit Chiekma tumbuh menjadi yang paling banyak digemari hingga kini.
Owner Jamu Nyit-Nyit Chiekma, Irfan menceritakan, terobosan bisnis jamunya dimulai ketika semua bidang usaha sedang merunduk akibat terdampak pandemi, dua tahun silam. Memanfaatkan kesempatan dan kebutuhan masyarakat atas asupan imun pada saat itu, perlahan jamu olahannya banyak digemari, mulai dari keluarga sekitar, bergeser ke tetangga, hingga meluas sampai ke masyarakat secara luas.
“Ini semua berawal ketika pandemi melanda, ketika semua orang butuh asupan imun, kita iseng membuat jamu dari resep keluarga dan masukan salah satu teman yang cukup ahli dan terlatih dalam mengolah jamu. Keisengan itu perlahan banyak peminatnya, mendapatkan banyak atensi, dan laku sampai sekarang,” ujar Owner Jamu Nyit-Nyit Chiekma, Irfan, ketika ditemui di rumahnya yang sekaligus menjadi dapur produksi jamu olahannya.
Ia melanjutkan, jamu olahannya yang kini dibranding dengan sebutan “Jamu Nyit-Nyit Chiekma” tersebut, tampil dengan sentuhan yang berbeda dengan jamu-jamu pada umumnya. Jika pada umumnya jamu selalu melekat dengan panggul, gerobak, dan eksklusif, ia meramu tradisionalitas dengan kebutuhan pasar masa kini. Meski jamu olahannya diolah dengan resep dan cara yang tradisional, namun kemasannya dibentuk secara modern, higenis, serta mampu tahan dalam waktu yang lama meski tanpa menggunakan campuran pengawet sama sekali.
“Keunggulan yang kita pasarkan, jamu olahan kita dikemas secara modern, agar masuk ke semua kalangan pasar, terutama pasar-pasar modern, seperti toko frozen dan super market. Kita juga mempunyai keunggulan rasa yang khas. Produk jamu yang kita hasilkan juga sangat variatif, mulai dari lemon sirih, kunyit asam, jahe merah, temulawak, sampai gula asam,” jelasnya.
Saat ini, Jamu Nyit-Nyit Chikma telah tumbuh menjadi UMKM yang cukup mapan. Ia menjelaskan, mampu memproduksi puluhan hingga ratusan botol jamu setiap harinya. Jamu olahannya tersebut disebar ke para reseller langganannya, meliputi lapak-lapak kue subuh dan toko-toko frozen di sekitar Kecamatan Ciledug, Kecamatan Larangan, dan Kecamatan Pinang, kantin-kantin sekolah dan perkantoran di Kota Tangerang dan Jakarta, sampai dikirim ke berbagai daerah lewat aplikasi online pada umumnya.
“Kita telah mendistribusikan ke banyak tempat sampai ke berbagai daerah dengan harga yang sangat terjangkau. Satu botol jamu olahan kita, dipatok dengan harga Cuma 7 ribu rupiah, dan 6 ribu rupiah khusus untuk reseller,” tambahnya.
Seiring berjalannya waktu, Jamu Nyit-Nyit Chiekma berharap dapat terus berkembang sesuai dengan yang ditargetkan, serta tumbuh menjadi produk khas Kota Tangerang yang banyak digemari semua kalangan. Kini, Jamu Nyit-Nyit Chiekma bisa ditemui Grab Food dan Instgram/@djamoe_chiekma.