Marbut atau penjaga masjid memang bukan suatu pekerjaan yang diidamkan kebanyakan orang. Tapi, tidak untuk Muksin Halimi. Ia telah mengabdikan hidupnya sejak 32 tahun yang lalu, untuk mengurus dan menjaga masjid tertua di Kota Tangerang, yaitu Masjid Jami Kalipasir.
Muksin memutuskan untuk mengabdi di Masjid Kalipasir, sejak ia lulus dari pesantren. Keputusan ini ia ambil, karena ia merasa mendapatkan panggilan untuk menjaga dan mengurus masjid yang sudah menyaksikan ia tumbuh sejak kecil.
“Saya ingin mengabdi karena untuk mengabdi kepada agama saya dan kecintaan saya terhadap masjid ini. Untuk menjaga juga kebersihan masjid ini dan bagaimana masjid ini agar tetap terurus. Saya mulai di sini, sejak saya lulus dari pesantren kurang lebih di usia 20 tahun,” ungkap Muksin.
Ia melanjutkan, orang tuanya pada saat itu tidak menentangnya. Dikatakan Muksin, orang tuanya justru mendukung dan mendoakannya selama ia nyaman mengabi di masjid di dekat tempat ia tinggal tersebut.
Sementara itu, istri dan anaknya sempat tidak mendukung karena tuntutan ekonomi. Tetapi, ia percaya dengan mengabdi di jalan ini akan ada rezeki yang dapat mencukupi baginya dan keluarga kecilnya.
“Suka duka pasti ada. Namanya sudah berkeluarga, memang ada tuntutan ekonomi dan juga kecemburuan dari istri dan anak, kenapa waktu saya lebih banyak di masjid. Tapi, alhamdulillah mereka mendukung akhirnya sampai sekarang. Ini saya lakukan bukan untuk mencari kekayaan atau harta. Semata-mata untuk pengabdian dan kecintaan pada agama dan masjid ini. Untuk sukanya, saya bisa duduk bersama Bapak Wali Kota di masjid ini bersama jemaah dan pejabat-pejabat lainnya,” pungkasnya.
Ia berharap, dapat diberi kesehatan dan umur yang panjang untuk dapat terus mengabdi di Masjid Kalipasir, serta mendapatkan berkah dari apa yang sudah ia jalani sejak awal.
“Saya harap, saya bisa mendapat umur panjang mengabdi di sini, diberikan kesehatan, rezeki yang halal, dan barokah. Mudah-mudahan juga, apa yang saya lakukan sejak awal di masjid ini, menjadi berkah,” harapnya.