Hari kedua pelaksanaan lomba Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) tingkat Kota Tangerang ke-21, turut diwarnai dengan lomba seni kaligrafi. Cabang ini menjadi salah satu lomba favorit para pengunjung MTQ yang berlangsung di kawasan Puspem Kota Tangerang, Selasa (24/5/22).
Diketahui, lomba kaligrafi dibagi menjadi dua kategori yaitu dekorasi dan hiasan mushaf. Diikuti sekitar 52 peserta dari 13 kecamatan terdiri dari putra dan putri. Para peserta diberikan waktu tujuh jam, dengan konsep dan pilihan warna yang dibebaskan sesuai kreasi masing-masing peserta.
“Keindahan kaligrafi yang ditampilkan para peserta membuat kagum para pengunjung. Ketelatenan, pilihan warna hingga detail-detial garis membuat pengunjung bahkan kami para juri rasanya cukup kesulitin memilih siapa yang terbaik dari yang terbaik. Hasilnya cantik-cantik, banyak pengunjung yang ingin berfoto di arena lomba,” papar M Asikun, salah seorang juri.
Ia pun mengungkapkan, perbedaan dua kategori dalam cabang kaligrafi ialah, dekorasi yang menggunakan media triplek sedangkan hiasan mushaf menggunakan kertas karton. Dekorasi umumnya merupakan ornamen Islami yang biasa dipajang di Masjid atau lainnya. Sedangkan hiasan mushaf merupakan wajah al qur’an dengan kaligrafi surah al fatihah dan al baqarah.
“Kaligrafi sendiri merupakan seni gambar dan tulis yang menunjukkan lima jenis tulisan. Namun untuk hiasan mushaf yang dinilai hanya naskah atau kebenaran pada tulisan arab tersebut. Sedangkan untuk ornamen tambahan, peserta dibebaskan missal mau menambahkan unsur Kota Tangerang atau wilayahnya masing-masing,” ungkap M Asikun.
Ia pun menjelaskan, secara pelaksanaan lomba kali ini menggunakan sistem gugur dengan mendatangkan juri yang kompeten dibidangnya. “Bahkan, kami merupakan kelompok juri dari tingkat Nasional. Tujuannya, pasti dapat menghadirkan standar atau kualitas karya yang memang dapat bersaing nantinya di tingkat Provinsi Banten bahkan Nasional,” katanya.
Sementara itu, salah seorang peserta dari Neglasari, Eka menyatakan pada MTQ tahun ini ia menghadirkan konsep yang cukup berbeda, yaitu tema Indonesia khususnya daerah Padang. Kata Eka, Kota Tangerang merupakan kota perantauan banyak orang dari berbagai daerah, dan unsur keberagaman Indonesia dalam Kota Tangerang itulah yang ingin ia tampilkan.
“Tapi, karya peserta lainnya rasanya luar biasa juga, detail-detail setiap garis dari satu warna ke warna lainnya itu sepertinya luar biasa. Jadi, rasa takut ada, tapi semoga konsep yang berbeda ini bisa menjadi daya Tarik tersendiri bagi para juri. Semoga Neglasari juara,” harapnya.