Pembuatan lilin mulai kebanjiran orderan, jelang perayaan Tahun Baru Imlek 2573. Tingginya permintaan terhadap salah satu perlengkapan sembahyang ini, membuat para pengusaha mampu meraup untung besar.
Salah satunya, pembuat lilin di jalan Imam Bonjol nomor 41, Kelurahan Karawaci, Kecamatan Karawaci. Bagaimana tidak, untuk memenuhi tumpukan orderan lilin, Antonius sebagai pemilik harus menambah jam kerja pegawainya.
Antonius mengaku, pendapatan jelang Imlek meningkat hingga lima kali lipat dibanding bulan biasanya. Namun, pendapatan ini tetap tidak setinggi tahun biasanya, saat pandemi covid-19 belum melanda . “Tapi secara kesibukan tetap sama, harus menambah jam kerja, hingga saya ikut turun tangan proses produksi. Karena orderan digunakan konsumen pada momen yang bersamaan. Sehingga semua harus kita kelarkan secepat mungkin,” ungkap Antonius.
Lanjutnya, bisnis yang dibangun sejak tahun 90an ini dapat memproduksi lilin dengan berbagai ukuran. Mulai dari ukuran satu kati hingga 1000 kati, mulai dari harga Rp14 ribu hingga Rp20 juta dengan tinggi tiga meter lebih, yang mampu menyala selama enam bulan.
“Berbagai ukuran punya peminatnya, dan cukup hampir rata. Mulai dari perorangan, kelompok hingga kelenteng dari berbagai daerah di Jabodetabek. Banyak dari mereka diminta dituliskan nama pembeli, falsafah atau keberuntungan untuk keluarga dan bisnis. Tulisan kami cetak warna emas bukan tulisan tangan. Jadi, terlihat mahal, elegan dan indah untuk dipajang,” papar Antonius.
Ia pun mengaku, setiap lilin ia yakini memiliki nyawa atau aura positif. Sehingga, segala proses pembuatan dilakukan dengan suasana hati yang tenang, senang dan penuh keberkahan untuk setiap orang yang nanti akan menikmati keindahan lilin buatannya.
“Bukan sekadar berjulan atau kirim lilin. Tapi lewat setiap cahaya lilin yang saya buat, saya berharap mereka bahagia, sehat dan selalu diberkahi. Maka, sesibuk apa pun, atau dalam kondisi sesepi apa pun, saya tetap bertahan dengan bisnis ini, untuk cahaya yang menerangi banyak orang,” katanya.