Menjadi salah satu orang yang terpilih sebagai petugas vaksinasi, merupakan sebuah kebanggaan bagi Robiatul Rohamaniah (33), bidan dari RS EMC Tangerang. Ia terpilih bersama sembilan orang lainnya untuk menjalani pelatihan vaksinasi Covid-19. Di mana sertifikat yang ia dapatkan dari pelatihan tersebut, menjadi syarat sah untuk menjadi petugas vaksinasi.
“Saya merasa bersyukur, karena terpilih untuk mengikuti pelatihan, mendapatkan sertifikat dan menjadi vaksinator. Ini sebuah kebanggaan bagi saya yang sudah sebelas tahun mengabdi, karena ini merupakan bagian dari ikhtiar untuk mengakhiri pandemi ini,” ungkapnya.
Mulai dari teman sejawat, anggota kepolisian dan pedagang sudah ia vaksinasi selama sebulan ini. Ratusan orang dengan berbagai reaksi saat divaksinasi pun sudah dihadapi. Tetapi, tidak menurunkan semangatnya sebagai garda terdepan dalam menghadapi pandemi di Indonesia.
“Saya ingin, anak-anak saya kelak tau kalau orang tuanya sudah melakukan hal-hal seperti saat ini. Menjadi bagian dari sejarah pandemi di Indonesia, karena tidak semua orang mendapatkan kesempatan ini,” ujar Robiatul.
Begitu juga dengan dr. Mei Diliyanto, salah satu petugas vaksinasi dari Rumah Sakit Islam Sari Asih Ar Rahmah. Meskipun memang sudah menjadi tugasnya sebagai seorang dokter, ia merasa bangga terpilih sebagai seorang vaksinator.
“Selain memang tugas sebagai tenaga kesehatan, rasa bangga pasti ada. Kan pandemi sudah setahun, kita semua tentunya ingin pandemi segera cepat berakhir dan orang-orang bisa berkegiatan seperti semula. Kita harapkan semua lekas membaik dan vaksinasi merupakan salah satu cara untuk melawan Covid-19,” katanya.
Rasa khawatir di masyarakat terhadap vaksin pasti ada, tetapi ia juga menjelaskan kepada peserta vaksin kalau vaksin ini aman, seluruh tenaga kesehatan pun sudah divaksin dan tidak perlu khawatir. Meskipun begitu, masyarakat tetap antusias untuk divaksinasi.
“Semangat dan antusiasme masyarakat menjadi energi tersendiri bagi kami tenaga kesehatan. Kami senang saat banyak masyarakat yang datang dan ikut divaksinasi,” ujarnya.
Sementara itu, saat ini Pemerintah Kota Tangerang melalui Dinas Kesehatan Kota Tangerang, sedang melaksanakan vaksinasi dosis kedua.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang, dr.Liza Puspadewi, menjelaskan, vaksinasi dosis kedua ini sangat penting karena saat vaksinasi pertama, antibodi belum terbentuk secara utuh.
“Jadi, untuk masyarakat Kota Tangerang, yang sudah menerima vaksinasi pertama wajib untuk mendapatkan vaksinasi kedua. Antibodi akan terbentuk secara progresif, 14 hari setelah vaksinasi dosis kedua. Karena jika hanya mendapatkan vaksinasi pertama, antibodi yang terbentuk masih sedikit. Tanpa dosis kedua, dosis pertama tidak ada apa-apanya,” jelasnya.
Ia juga menambahkan, jika masyarakat melakukan vaksinasi secara lengkap, ini akan melindungi masyarakat tiga kali lebih banyak dibandingkan orang yang tidak divaksinasi. Kedua, jika orang yang divaksinasi terpapar, mereka tidak akan menjadi fatal.
“Sebenarnya dari vaksinasi ini, yang ingin dicapai yaitu herd immunity. Bagaimana masyarakat yang divaksinasi dapat melindungi orang-orang yang tidak mempunyai kesempatan untuk divaksin atau kontraindikasi. Contoh, ibu hamil atau orang yang sakit,” tambahnya.
Lalu, dr. Liza, menyampaikan, jika 70% masyarakat dari satu populasi sudah tervaksinasi, maka herd immunity akan terbentuk. Ia berharap, masyarakat yang belum bisa datang hari ini untuk divaksin karena kondisi sakit, segera ke fasilitas kesehatan yang melayani vaksinasi. Karena ini merupakan panggilan dari negara bagi kita untuk bersama-sama keluar dari pandemi.